Sementara itu, belum jelas mengapa Moskow memutuskan untuk tidak mengganti para pejuang Suriah dengan rekrutan atau pasukan baru.
Tetapi beberapa pihak berspekulasi bahwa alasannya bisa jadi karena berakhirnya konflik militer di Libya karena adanya gencatan senjata pada 2020 lalu.
Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos dari Kemensos melalui Laman cekbansos.kemensos.go.id
Yang lain, bagaimanapun, menghubungkannya dengan kerugian militer besar yang diderita Rusia dalam invasinya ke Ukraina.
Menurut angka yang dikeluarkan oleh pemerintah Ukraina, kerugian Rusia sejauh ini berjumlah lebih dari 11.000 tentara, dengan ratusan kendaraan militer Rusia juga telah dihancurkan atau ditangkap. Puluhan pesawat militer juga dilaporkan ditembak jatuh oleh pasukan Ukraina.
Selain itu, Rusia sangat terpukul secara ekonomi akibat sanksi berat yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat, membuatnya melampaui Iran sebagai negara yang paling terkena sanksi di dunia.
Hal itu membawa potensi bahwa Kremlin berusaha untuk mengurangi biaya tambahan, yang juga mencakup pemeliharaan pejuang Suriah di Libya dengan biaya Rp10 juta per bulan untuk satu prajurit.
Selain itu, beredar pula laporan yang menyebutkan Moskow merekrut pejuang dan tentara bayaran Suriah untuk berperang melawan Ukraina, terutama karena pengalaman mereka dalam pertempuran jarak dekat di dalam kota.***