PR DEPOK - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa Rusia tidak akan membuat konfliknya dengan Ukraina menjadi perang nuklir, pada Kamis, 10 Maret 2022.
Tetapi mereka tetap akan memperingati Amerika Serikat dan Eropa, bahwa Moskow tidak akan tunduk dan bergantung lagi dengan pihak Barat.
Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel New Asia, Larov mengatakan pembahasan mengenai nuklir hanya dilemparkan ke dalam diskusi yang ditujukan untuk pihak Barat.
Selain itu, Larov juga sempat menyingung perkataan pihak Barat mengenai Rusia akan melakukan serangan terhadap negara-negara Baltik di antaranya Lituania, Latvia dan Estonia.
Menurutnya itu hanyalah sebuah tipuan lama. Rusia dan Amerika Serikat sejak lama memang saling bersitegang.
Kedua negara ini sama-sama memiliki persenjataan hulu ledak nuklir terbesar.
Tidak mengherankan jika keduanya saling melempar tuduhan satu sama lain.
Baca Juga: Syarat dan Cara Klaim Dana Jaminan Kehilangan Pekerjaan atau JKP bagi Pekerja Korban PHK
Sementara itu, Putin pada 27 Februari lalu memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk waspada tinggi.
Kewaspadaan itu dilakukan usai menguntip sanksi yang dikeluarkan oleh pihak Barat dan juga penyataan agresif oleh para anggota terkemuka dari aliansi militer NATO.
Demi melindungi negaranya, Rusia bersedia melakukan apapun. Sebab itulah Putin melakukan operasi militer khusus di Ukraina setelah pasukan Amerika Serikat memperluas keanggotaan NATO hingga ke perbatasan Rusia di Kyiv.
Baca Juga: Bantah Serang Rumah Sakit Anak-Anak dan Bersalin di Mariupol, Rusia: Ini Rekayasa Ukraina
Di sisi lain, Ukraina mengatakan bahwa mereka tengah berjuang untuk menjadi negara yang berdaulat dibantu oleh Amerika Serikat dan para sekutunya.
Setelah dijatuhkan banyak sanksi oleh Barat yang bertujuan untuk melumpuhkan Rusia, Lavrov mengatakan bahwa Moskow segera dapat mengatasi konsekuensi tersebut khususnya di sektor ekonomi.
"Kami akan keluar dari krisis ini dengan psikologi dan hati nurani yang direvitalisasi: Kami tidak akan memiliki ilusi bahwa Barat dapat menjadi mitra yang dapat diandalkan.
"Kami akan melakukan segalanya untuk memastikan bahwa kami tidak pernah lagi bergantung pada Barat di bidang kehidupan kami yang memiliki arti penting bagi rakyat kami," jelasnya.***