"DPRK (Korea Utara) terus meluncurkan rudal balistik yang secara terang-terangan melanggar hukum internasional, yang merupakan ancaman besar bagi keamanan global," ucap Menteri Keuangan untuk terorisme dan intelijen keuangan AS itu.
Amerika Serikat dan sekutunya di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin kemarin, gagal meyakinkan China dan Rusia untuk mendukung teks yang mencatat "pelanggaran" Korea Utara tentang teknologi rudal.
Meskipun terkena sanksi internasional atas senjata nuklirnya tersebut, Korea Utara telah mengabaikan tawaran pembicaraan AS, sejak negosiasi tingkat tinggi antara pemimpin Kim Jong Un dan presiden AS saat itu Donald Trump gagal pada 2019.
Alih-alih diplomasi, Korea Utara telah menggandakan upaya Kim Jong-un untuk memodernisasi militernya.***