PR DEPOK - Rusia baru-baru ini mengklaim bahwa sanksi Barat yang dikenakan pada ekonominya setelah invasi ke Ukraina tidak akan mempengaruhi perdagangan nuklir dengan Iran.
Terkait konflik dengan Ukraina, Rusia mengancam akan menggagalkan proses yang hampir selesai untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran pada minggu ini, ketika Uni Eropa mengumumkan negosiasi tersebut akan dihentikan.
Sementara itu, Diplomat Uni Eropa, Enrique Mora, memuji Amerika Serikat dan Iran atas pendekatan yang sangat konstruktif dan positif mereka, serta menambahkan bahwa dia berharap untuk melihat pembicaraan dilanjutkan.
Baca Juga: Luhut Buka Suara Soal Penundaan Pemilu: kalau Suara Itu Besar, DPR dan Parpol Mesti Dengar
Namun, pekan lalu Rusia mengatakan pihaknya menuntut jaminan bahwa sanksi Barat yang dikenakan pada ekonominya setelah invasi ke Ukraina tidak akan mempengaruhi perdagangannya dengan Iran, setelah Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan mata uang Rubel ke dalam pembayaran dunia.
"Konflik Ukraina sekarang telah memasuki pembicaraan Wina (ibukota Austria) dengan cara yang sangat nyata," kata Eric Brewer dari Inisiatif Ancaman Nuklir, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari NDTV.
Eric Brewer mengatakan akan ada sanksi pembayaran yang tinggi untuk Rusia, karena telah mengacaukan proses ini pada menit terakhir yang benar-benar mengancam untuk membatalkan pembicaraan dan mencegah pemulihan JCPOA.
Baca Juga: Apakah Bansos PBI Bisa Dicairkan dalam Bentuk Tunai? Simak Penjelasan dan Cara Cek Penerima Bantuan
Untuk diketahui, JCPOA adalah sebuah perjanjian resmi dari nuklir Iran.