Tak hanya itu saja, Jake Sullivan menegaskan, saat ini Washington masih berdiri di belakang Ukraina dan akan terus menekan ekonomi Rusia serta menyerukan Kremlin untuk menghentikan invasi.
Sementara itu di sisi Beijing, Juru Bicara Kedutaan China di AS, Liu Pengyu menyebut situasi saat ini di Ukraina 'membingungkan'.
"Kami mendukung dan mendorong semua upaya yang kondusif untuk penyelesaian krisis secara damai," kata Liu Pengyu.
China sendiri sebagai sekutu terdekat Rusia mulai mengambil langkah hati-hati setelah Kremlin masih gagal menguasai Kiev.
Setelah 18 hari invasi Rusia terhadap Ukraina, China mulai menyebut konflik Rusia dan Ukraina sebagai perang dan meminta kedua pihak menghentikan serangan.***