Perang Hari ke-24: Ukraina Krisis Pangan, Presiden Vladimir Putin Puji Persatuan Rusia

- 19 Maret 2022, 11:20 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Pixabay/Joenomias/

PR DEPOK – Invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-24 atau minggu ke-4 sejak Vladimir Putin menyatakan operasi khusus Moskow.

Vladimir Putin memuji persatuan Rusia atas tindakan yang disebut Kremlin sebagai operasi khusus di Ukraina selama pidato publik yang jarang terjadi di stadion nasional di Moskow.

Sementara itu, Seorang pejabat Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pada hari Jumat bahwa rantai pasokan makanan di Ukraina runtuh, dengan sebagian infrastruktur hancur akibat serangan Rusia dan banyak toko kelontong dan gudang sekarang kosong.

Baca Juga: Kapolri Tinjau Pabrik Minyak Goreng di Bali, Pastikan Harganya Sesuai Ketentuan HET

Jakob Kern, koordinator darurat WFP untuk krisis Ukraina, juga menyatakan keprihatinan tentang situasi di kota-kota yang dikelilingi seperti Mariupol.

Terkait invasi Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan waktunya telah tiba untuk pembicaraan damai.

Ia memperingatkan bahwa perlu beberapa generasi bagi Rusia untuk pulih dari kerugian yang diderita selama perang dengan Ukraina.

Baca Juga: Cek Bansos BPNT 2022 Online lewat HP, Buka Link cekbansos.kemensos.go.id untuk Dapatkan Rp600 Ribu

Dalam pidatonya, Volodymyr Zelensky menginginkan negosiasi yang bermakna dan jujur dengan Rusia mengenai perdamaian dan keamanan tanpa penundaan.

“Waktunya telah tiba untuk pertemuan, saatnya untuk berbicara,” ujar Volodymyr Zelenskiy seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Terkait negosiasi, perunding Ukraina Mykhailo Podolyak  menyebutkan, posisi Ukraina tidak berubah dalam pembicaraan dengan Rusia.

Baca Juga: Alex Marquez Sulit Taklukan Tikungan Tajam di Mandalika: Sedikit Menderita, Tapi Mencoba Langkah Maju!

Sebelumnya, seorang anggota tim perunding Rusia mengatakan Moskow dan Kyiv paling selaras dalam netralitas Ukraina dan menyerah untuk bergabung dengan NATO. 

Podolyak menuduh pernyataan Rusia mencoba memprovokasi ketegangan melalui media.

Sejauh ini, pertempuran telah mencapai pusat kota Mariupol di Ukraina yang terkepung dan 350.000 warga sipil terdampar dengan sedikit makanan atau air.

Baca Juga: Skenario Perang Rusia-Ukraina, Termasuk Potensi Perang Dunia III hingga Kesepakatan Damai

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukannya memperketat pengawasan di sekitar kota, dan menyebut perang melawan kaum nasionalis sedang berlangsung di pusat kota.

Walikota Mariupol, Vadym Boichenko menyebut pertempuran sangat aktif.

Ratusan orang masih terkubur di bawah reruntuhan teater yang terkena serangan udara Rusia dan lebih dari 130 orang telah diselamatkan.

Baca Juga: Refly Harun Tanggapi Keputusan PDIP Cabut Dukungan untuk Amandemen UUD 1945: Biasanya Melawan Kehendak Publik

Pemerintah kota Kyiv melaporkan pada hari Sabtu bahwa 222 orang telah tewas di Kyiv sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, termasuk 60 warga sipil dan empat anak-anak.

Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 889 orang lagi terluka, termasuk 241 warga sipil dan 18 anak-anak di ibu kota. 

Uni Eropa saat ini sedang mempertimbangkan untuk membuat dana solidaritas untuk Ukraina. Rencana tersebut diumumkan pada hari Jumat dan dimaksudkan untuk digunakan untuk kebutuhan dasar masyarakat.

Baca Juga: Diduga Ada Mafia Minyak Goreng, Mendag Lutfi: Saya Berjanji akan Bekerja Setengah Mati

Pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa pembentukan dana tersebut akan dibahas pada pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa minggu depan.

PBB melaporkan, 6,6 juta orang saat ini mengungsi di Ukraina.

Angka ini hampir dua kali lebih banyak dari yang berhasil melarikan diri dari negara itu.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah