Sebut YouTube Mengancam Kehidupan Warganya karena Iklan Ini, Rusia Ajukan Tuntutan

- 19 Maret 2022, 19:15 WIB
Ilustrasi YouTube. Rusia mengajukan tuntutan pada Goggle karena menurutnya, iklan di YouTube mengancam kehidupan warga Rusia.
Ilustrasi YouTube. Rusia mengajukan tuntutan pada Goggle karena menurutnya, iklan di YouTube mengancam kehidupan warga Rusia. /Reuters/Dado Ruvic/

PR DEPOK – Rusia mengajukan tuntutan agar Google Alphabet Inc berhenti menyebarkan apa yang disebut Moskow sebagai ancaman terhadap warga Rusia di YouTube di tengah perang di Ukraina.

Roskomnadzor, regulator di Rusia, mengatakan iklan di YouTube menyerukan sistem komunikasi Rusia dan jaringan kereta api Belarus untuk ditangguhkan.

Menurutnya, penyebaran seruan itu adalah bukti posisi anti-Rusia yang dimiliki raksasa teknologi Amerika Serikat itu.

Namun, tidak disebutkan akun mana yang menerbitkan iklan tersebut.

Baca Juga: PKH Rp3 Juta Cair Maret 2022 Usai Daftar Online Pakai HP di Aplikasi Cek Bansos, Lapor ke Sini jika Tak Dapat

“Aktivitas administrasi YouTube bersifat teroris dan mengancam kehidupan dan kesehatan warga Rusia,” kata Roskomnadzor, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

“Roskomnadzor dengan tegas menentang kampanye iklan semacam itu dan menuntut agar Google berhenti menyiarkan video anti-Rusia sesegera mungkin,” tambahnya.

Hingga saat ini, perwakilan Google di Rusia belum berkomentar.

Baca Juga: Cek Daftar Nama Penerima BLT 2022 Bisa Dilihat di Link Ini, Ada Bansos PKH Rp3 Juta untuk Balita

Hal tersebut adalah yang terbaru dalam perselisihan antara Moskow dan perusahaan teknologi asing atas Ukraina.

YouTube, yang telah memblokir media yang didanai pemerintah Rusia secara global, berada di bawah tekanan berat dari regulator komunikasi dan politisi Rusia.

Marah karena Meta Platform mengizinkan pengguna media sosial di Ukraina untuk mengirim pesan seperti "Matilah penjajah Rusia", Moskow memblokir Instagram minggu ini.

Baca Juga: Charlie Wijaya Akui Dapat Ancaman Usai Dampingi Korban Robot Trading Melapor: Saya akan Tuntut Balik

Sebelumnya mereka menghentikan akses Facebook untuk apa yang dikatakan sebagai pembatasan pada media Rusia.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengkritik perusahaan media sosial asing karena berharap kematian pada tentara Rusia.

Namun ia mengisyaratkan bahwa akses ke perusahaan seperti Meta dan Instagram dapat dipulihkan.

Baca Juga: Cek Bansos BPNT 2022 di Link Ini, Dapatkan Bantuan Kartu Sembako Rp2,4 Juta Cukup Masukkan Nama dan Alamat KTP

“'Para 'penjaga' kebebasan berbicara dengan sangat serius mengizinkan pengguna media sosial mereka untuk mendoakan kematian bagi militer Rusia," ujar Medvedev, yang menjabat sebagai presiden dari 2008 hingga 2012.

Medvedev mengatakan Rusia memiliki alat dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan media sosialnya sendiri.

Menurutnya, permainan satu arah dari perusahaan-perusahaan Barat yang mengendalikan arus informasi tidak dapat dilanjutkan.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Sosok yang Menurut Anda Paling Sukses untuk Ungkap Kepribadian Kamu Sebenarnya

“Untuk kembali, mereka harus membuktikan independensi dan sikap baik mereka kepada Rusia dan warganya,” ujarnya.

"Namun, itu bukan fakta bahwa mereka akan dapat mencelupkan jari kaki mereka ke dalam air yang sama dua kali," tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x