WHO Ungkap 3 Informasi Salah yang Picu Lonjakan Covid-19, Salah Satunya Klaim Soal Omicron

- 20 Maret 2022, 17:45 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron.
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. /Dado Ruvic/Pikiran Rakyat Depok.com/Reuters

PR DEPOK - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ungkap keprihatinan atas misinformasi yang berkembang terkait pandemi Covid-19 terutama pada varian Omicron.

WHO menyebut bahwa beberapa faktor, termasuk informasi salah yang telah memicu lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini di seluruh dunia.

Pemimpin Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove menunjukkan bahwa informasi yang salah terkait Omicron menyebabkan banyak kebingungan dan memungkinkan virus untuk berkembang.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 20 Maret 2022: Terus Menurun, Kasus Corona Baru Hari Ini 5.922

Informasi yang salah itu meliputi seperti isu pandemi telah berakhir, omicron virus ringan dan klaim Omicron adalah varian terakhir dari Covid-19.

"Kami memiliki sejumlah besar informasi yang salah di luar sana. Informasi yang salah bahwa Omicron ringan. Informasi yang salah bahwa pandemi telah berakhir. Informasi yang salah bahwa ini adalah varian terakhir yang harus kita tangani. Ini benar-benar menyebabkan banyak kebingungan," ucap Ms Kerkhove dikutip PR Depok dari NDTV.

WHO masih tetap menekankan pada perlunya vaksinasi, karena disebut tetap sangat efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian, termasuk terhadap Omicron.

Baca Juga: Fabio Quartararo Tiru Aksi Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika

Ms Kerkhove juga mengatakan bahwa BA.2 tampaknya menjadi varian yang paling menular sejauh ini.

"Kami tidak melihat perubahan tingkat keparahan BA.2 dibandingkan dengan BA.1 pada tingkat populasi. Namun, dengan jumlah kasus yang besar, Anda akan melihat peningkatan rawat inap dan yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan kematian," ungkap Ms Kerkhove.

WHO baru-baru ini mengatakan bahwa akhir pandemi Covid-19 masih jauh, hal itu mengutip peningkatan kasus dalam data mingguan terbarunya.

Baca Juga: 5 Cara Menjadi Lebih Ramah pada Diri Sendiri, Salah Satunya Beri Reward Kecil untuk Pencapaian

Infeksi baru melonjak 8 persen secara global dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dengan 11 juta kasus baru.

Lompatan terbesar terjadi di wilayah Pasifik Barat WHO, yang mencakup Korea Selatan dan China, di mana kasus meningkat sebesar 25 persen dan kematian 27 persen.

Sejumlah ahli telah menyuarakan kekhawatiran bahwa Eropa akan menghadapi gelombang virus corona lain, dengan kasus meningkat sejak awal Maret di Austria, Jerman, Swiss, Belanda, dan Inggris.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah