PR DEPOK - Insiden kecelakaan pesawat China Eastern Airline Senin 21 Maret kemarin, merupakan tragedi udara terburuk di China dalam satu dekade terakhir.
Pihak berwenang juga masih melanjutkan analisis kotak hitam pesawat yang sangat rusak, demi mengetahui hal yang terjadi sebelum kecelakaan tersebut terjadi.
Seperti yang diketahui, pesawat dengan nomor penerbangan MU5735 itu membawa 132 penumpang, dan termasuk dengan 9 awak kapal antara lain seperti pilot, kopilot, serta pramugari.
Baca Juga: Benarkah Vaksin Moderna Terbukti Efektif Cegah Covid-19 Bergejala pada Anak Usia 6 Tahun ke Bawah?
Sebagai informasi, pesawat China Eastern Airline terbang dari Kunming pada ketinggian sekitar 29.000 kaki (8.839 meter) dan berada sekitar 100 mil dari tujuannya ke Guangzhou, China Selatan.
Setelah beberapa jam setelah lepas landas, pesawat dengan nomor penerbangan MU5735 itu terputus kontaknya dengan menara pengawas, dan mengalami penurunan yang curam, di sebuah gunung kota Wuzhou, China.
Insiden yang tak diinginkan itu banyak membuat orang berspekulasi tentang kemungkinan kerusakan pesawat, masalah cuaca, penyakit sang pilot, bunuh diri, hingga serangan teroris.
Di tengah beragam spekulasi tersebut, fokus utama penyelidikan saat ini hanya akan menganalisis kotak hitam pesawat yang kabarnya mengalami kerusakan parah, didekat kokpit pesawat itu.