Update Kecelakaan Pesawat China Eastern Airline, Sang Pilot Ternyata Punya 6.709 Jam Terbang

- 24 Maret 2022, 14:38 WIB
Ilustrasi kecelakaan pesawat
Ilustrasi kecelakaan pesawat /Husni habib /Pixabay

PR DEPOK - Insiden kecelakaan pesawat China Eastern Airline Senin 21 Maret kemarin, merupakan tragedi udara terburuk di China dalam satu dekade terakhir.

Pihak berwenang juga masih melanjutkan analisis kotak hitam pesawat yang sangat rusak, demi mengetahui hal yang terjadi sebelum kecelakaan tersebut terjadi.

Seperti yang diketahui, pesawat dengan nomor penerbangan MU5735 itu membawa 132 penumpang, dan termasuk dengan 9 awak kapal antara lain seperti pilot, kopilot, serta pramugari.

Baca Juga: Benarkah Vaksin Moderna Terbukti Efektif Cegah Covid-19 Bergejala pada Anak Usia 6 Tahun ke Bawah?

Sebagai informasi, pesawat China Eastern Airline terbang dari Kunming pada ketinggian sekitar 29.000 kaki (8.839 meter) dan berada sekitar 100 mil dari tujuannya ke Guangzhou, China Selatan.

Setelah beberapa jam setelah lepas landas, pesawat dengan nomor penerbangan MU5735 itu terputus kontaknya dengan menara pengawas, dan mengalami penurunan yang curam, di sebuah gunung kota Wuzhou, China.

Insiden yang tak diinginkan itu banyak membuat orang berspekulasi tentang kemungkinan kerusakan pesawat, masalah cuaca, penyakit sang pilot, bunuh diri, hingga serangan teroris.

Baca Juga: Sebut Jokowi Audiensi 12 Organisasi Tanda Panik dan Rapuh, Iwan S: Idealisme Mahasiswa Kalahkan Upaya Penguasa

Di tengah beragam spekulasi tersebut, fokus utama penyelidikan saat ini hanya akan menganalisis kotak hitam pesawat yang kabarnya mengalami kerusakan parah, didekat kokpit pesawat itu.

Para penyelidik telah memperkirakan waktu yang cukup lama, untuk mencari data perekam penerbangan yang hingga saat ini masih berlangsung.

Sebuah laporan mengklaim, pilot yang mengendalikan pesawat MU5735 itu merupakan yang paling berpengalaman di China, dan termasuk kapten yang termuda.

Laporan tersebut menambahkan, sang kapten pesawat itu memiliki 6.709 jam terbang, dalam hal penerbangan pesawat Boeing model 737.

Baca Juga: Kata-Kata Mutiara Religi untuk Sambut Ramadhan 2022 atau 1443 Hijriah, Indah dan Menyentuh Hati

Sedangkan, kopilot pertama memiliki total 31.769 jam terbang, dan kopilot kedua memiliki pengalaman 556 jam terbang, kata pihak berwenang yang ikut menyelidiki insiden kecelakaan udara tersebut.

Sementara itu, menurut data dari Flightradar24, penyelidik penerbangan China mengatakan bahwa pengontrol lalu lintas udara telah mencoba beberapa kali untuk menghubungi pilot pesawat tersebut, tetapi mereka tidak menerima tanggapan panggilannya.

Di sisi lain, pihak maskapai China Eastern Airline mengatakan, mereka juga sedang melakukan penyelidikan komprehensif atas kecelakaan itu.

Baca Juga: Jokowi Izinkan Masyarakat Mudik Lebaran 2022 dan Salat Tarawih Berjemaah Selama Ramadhan

Juru bicara maskapai mengatakan bahwa pesawat tersebut merupakan armada yang didatangkan pada Juni 2015, dan perawatannya juga mengikuti rencana yang ketat, serta kondisi teknisnya normal dan stabil.

Setelah insiden yang tak diinginkan itu, maskapai penerbangan China Eastern Airline mulai menggandakan semua pesawat Boeing 737-800 miliknya mulai Selasa 22 Maret kemarin.

Wakil Perdana Menteri China, Liu He, telah ditugaskan untuk mengawasi penyelidikan kotak hitam, yang akan dilakukan oleh Administrasi Penerbangan Sipil China.

Pihak berwenang akan bekerja sama, dengan penyelidik senior dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat, dan perwakilan dari perusahaan Boeing.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah