Menanggapi hal tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga Sri Lanka yakni Namal Rajapaksa mengatakan bahwa ia tidak akan memaafkan pemblokiran media sosial di negaranya.
"Ketersediaan VPN, seperti yang saya gunakan sekarang, membuat larangan seperti itu sama sekali tidak berguna," ucap Namal Rajapaksa.
Baca Juga: 4 Keutamaan Puasa Ramadhan, Salah Satunya Dapat Pengampunan Dosa
"Saya mendesak pihak berwenang untuk berpikir lebih progresif dan mempertimbangkan kembali keputusan ini," tuturnya lagi.
Selain itu, keadaan krisis ekonomi di Sri Lanka telah membuat kerusuhan publik, dan memungkinkan militer untuk menangkap dan menahan tersangka tanpa surat perintah.
Sejumlah pihak oposisi pemerintahan Sri Lanka telah berada di barikade polisi, dengan berteriak "Gota (Gotabaya Rajapaksa) Pulang, ini tidak bisa diterima," ujar pemimpin oposisi, Eran Wickramaratne.
Untuk diketahui, Gotabaya Rajapaksa merupakan presiden Sri Lanka yang kurang diminati sejumlah pihak dan masyarakatnya.
Baca Juga: BLT Minyak Goreng Cair Bulan Ini, Simak 3 Kriteria Penerima Bantuan Rp300 Ribu
Menanggapi hal tersebut, sejumlah kritikus mengatakan bahwa akar dari krisis ekonomi Sri Lanka merupakan yang terburuk, dalam beberapa dekade.
Pemerintah Sri Lanka dianggap salah mengurus ekonomi berturut-turut, yang menciptakan dan mempertahankan defisit kembar, serta kekurangan anggaran di samping defisit transaksi berjalan.