Apa Itu Covid-19 Varian XE? Virus Corona yang Baru Ditemukan, Benarkah Lebih Bahaya dari Omicron?

- 7 April 2022, 13:25 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay/Thor_Deichmann/

PR DEPOK – Baru-baru ini diberitakan tentang penuan varian XE, yaitu virus corona yang baru ditemukan dan menjadi penyebab gelombang ketika Covid-19.

Sejauh ini, varian XE diduga sudah menyebar di sejumlah negara,salah satunya di India.

Brihanmumbai Municipal Corporation (BMC) pada Rabu (6 April) mengumumkan bahwa seorang wanita berusia 50 tahun dengan riwayat perjalanan ke Afrika Selatan mungkin telah terinfeksi varian XE.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Bisa Berlangsung Tahunan, Kepala NATO Ungkap Alasannya

Lantas, apa yang perlu diketahui tentang varian XE dari virus corona ini?

Untuk diketahui, varian XE merupakan sub-varian dari Omicron yang menyebabkan gelombang ketiga Covid-19.

Adapun varian Omicron yang lebih dari 90 persen menginfeksi dunia terdeteksi tahun ini, memiliki dua sub-varian yang menonjol, yang disebut BA.1 dan BA.2.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos BPNT 2022 Online, Modal KK dan KTP Bisa Dapat Bantuan Sembako Rp600 Ribu

Lalu, ada juga sub-varian BA.3, tetapi itu kurang umum.

Selama fase awal, sub-varian BA.1 adalah yang paling luas.

BA.2 ditemukan sedikit lebih menular daripada BA.1, meskipun tidak lebih berbahaya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam beberapa bulan terakhir, varietas BA.2 telah menjadi yang paling tersebar luas di seluruh dunia, terhitung hampir 94 persen dari semua infeksi Omicron dalam satu bulan terakhir, sedangkan varietas BA.1 menurun tajam.

Baca Juga: Cair Sekaligus Bulan Ini, Cara Mudah Cek Penerima BLT Minyak Goreng via Aplikasi dan Website Kemensos

Sementara itu, varian XE adalah rekombinan dari mutasi yang ditemukan di BA.1 serta BA.2 varietas Omicron.

Adapun varian XE pertama kali ditemukan di Inggris pada bulan Januari, dan sejauh ini lebih dari 600 sampel XE telah ditemukan di berbagai negara.

Varian rekombinan tidak jarang. Varian yang mengandung karakteristik mutasi dari dua atau lebih varian yang diketahui terjadi sepanjang waktu.

Baca Juga: Tak Peduli Diplomatnya Diusir, Rusia Tetap Ingin Diplomasi dengan Negara Uni Eropa tapi NATO Ogah

Bahkan, varian yang mengandung mutasi karakteristik Delta dan Omicron juga telah diidentifikasi.

“Mengingat tingkat penularan yang tinggi saat ini di seluruh dunia, kemungkinan varian lebih lanjut, termasuk rekombinan, akan terus muncul. Rekombinasi adalah umum di antara virus corona dan dianggap sebagai peristiwa mutasi yang diharapkan,” kata WHO seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Indian Express.

Sampai saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian XE berbeda nyata dengan varietas Omicron lainnya.

Baca Juga: Kapan Bansos BPNT Tahap 2 Cair? Ini Jadwal dan Cara Cek Penerima Bantuan Kartu Sembako Rp 2,4 Juta

Apa yang telah diperhatikan adalah bahwa varian XE bisa sekitar 10 persen lebih menular daripada varian BA.2 yang dominan.

Fakta bahwa tidak ada peningkatan signifikan dalam kasus varian XE sejak terdeteksi tiga bulan lalu menunjukkan bahwa hal itu mungkin tidak menjadi kekhawatiran besar saat ini.

Sejauh ini, belum ditemukan penyebab penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varietas Omicron lainnya.

Baca Juga: Mantan Jubir Jokowi Fadjroel Rachman: Kita Percaya Pak, Dua Periode Harga Mati!

Jadi, varian XE tidak dianggap berbeda dengan Omicron.

“Varian XE termasuk dalam varian Omicron hingga perbedaan signifikan dalam transmisi dan karakteristik penyakit, termasuk tingkat keparahan, dapat dilaporkan,” kata WHO.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Indian Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah