AS Terapkan Sanksi Baru untuk Rusia, Bank Terkemuka hingga Putri Vladimir Putin Jadi Target

- 7 April 2022, 15:40 WIB
Ilustrasi - AS menerapkan sanksi baru mereka untuk Rusia, yang ditargetkan adalah bank-bank terkemuka hingga 2 putri Vladimir Putin.
Ilustrasi - AS menerapkan sanksi baru mereka untuk Rusia, yang ditargetkan adalah bank-bank terkemuka hingga 2 putri Vladimir Putin. /Pixabay/Artbaggage/

PR DEPOK – Amerika Serikat (AS), melalui Gedung Putih mengumumkan sanksi terbaru yang menargetkan bank-bank publik dan swasta terkemuka Rusia.

Bukan hanya itu, AS juga memberikan sanksi untuk dua putri Presiden Rusia, Vladimir Putin, menambah tekanan pada ekonomi negara dan elitnya atas invasi ke Ukraina.

Sanksi baru menargetkan Maria Vorontsova dan Katerina Tikhonova, dua putri Vladimir Putin yang sudah dewasa, dari mantan istrinya Lyudmila Shkrebneva.

AS juga memberikan sanksi baru pada istri dan putri Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan anggota Dewan Keamanan Rusia, termasuk mantan presiden dan perdana menteri Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Mikhail Mishustin.

Baca Juga: 6 Daftar Bansos yang Bakal Cair April 2022 Lengkap denga Syarat dan Cara Cek Penerima Bantuan di Link Ini

"Orang-orang ini telah memperkaya diri mereka sendiri dengan mengorbankan rakyat Rusia. Beberapa dari mereka bertanggung jawab untuk memberikan dukungan yang diperlukan untuk mendukung perang Putin di Ukraina," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

"Kami percaya bahwa banyak aset Putin disembunyikan dengan anggota keluarga, dan itulah mengapa kami menargetkan mereka," kata seorang pejabat senior AS kepada wartawan, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Gedung Putih juga menyatakan sanksi pemblokiran penuh terhadap lembaga keuangan publik dan swasta terbesar Rusia, Sberbank dan Alfa Bank, dan mengatakan semua investasi baru AS di Rusia sekarang dilarang.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos BPNT Tahap 2 agar Dapat BLT hingga Rp2,4 Juta Hanya dengan KTP dan KK

Sanksi baru juga diumumkan pada perusahaan-perusahaan negara utama Rusia, yang bertujuan untuk menghambat kemampuan mereka untuk berdagang dan memindahkan uang melalui sistem keuangan global.

Presiden Joe Biden mengaitkan eskalasi sanksi secara langsung dengan bukti yang muncul bahwa pasukan Rusia dengan sengaja membunuh warga sipil di Bucha, sebuah kota di luar Kyiv.

"Saya menjelaskan bahwa Rusia akan membayar harga yang mahal dan segera atas kekejamannya di Bucha," cuit Biden.

Baca Juga: BPKN Beri Saran Pemerintah Turunkan HET Minyak Goreng: Kami Hitung Berdasarkan Harga Pokok Produksi

Sanksi baru sedang dikoordinasikan dengan sekutu AS di Eropa dan di tempat lain, yang bertujuan untuk lebih merusak ekonomi Rusia guna menekan Putin untuk menghentikan perang.

"Hari ini, sejalan dengan sekutu dan mitra G7, kami mengintensifkan sanksi paling berat yang pernah dikenakan pada ekonomi utama," ujar pejabat itu tanpa menyebut nama.

Sanksi terhadap kedua bank tersebut memperluas tindakan sebelumnya yang memblokir transaksi modal tertentu dengan mereka.

Baca Juga: Apa Saja Persyaratan untuk Dapatkan BSU 2022 Rp1 Juta yang Cair April 2022? Segera Akses kemnaker.go.id

Sekarang aset apa pun yang dimiliki bank yang berada atau berada di bawah yurisdiksi AS akan dibekukan, dan orang serta perusahaan di bawah yurisdiksi AS dilarang berbisnis dengan mereka.

Ini bisa berdampak signifikan pada Sberbank, yang memegang hampir sepertiga aset di industri perbankan Rusia.

Namun, sanksi AS terus menghindari sektor energi Rusia, yang masih meraup jutaan dolar setiap hari dari pelanggan Eropa untuk gas alamnya.

Baca Juga: Berikut Ciri-ciri Pekerja Akan Dapat BSU 2022 yang Cair April, Cek Notifikasi Ini di Situs kemnaker.go.id

Gedung Putih menyebut bahwa transaksi terkait energi di kedua bank masih akan diizinkan.

Dalam aksinya, Departemen Kehakiman AS mendakwa oligarki Rusia Konstantin Malofeyev atas pelanggaran sanksi.

Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan miliarder Rusia itu merupakan sumber pembiayaan bagi Rusia yang mempromosikan separatisme di Krimea dan mendukung separatis pro-Moskow di Republik Rakyat Donetsk di Ukraina timur.

Baca Juga: Dampak Inflasi Global, Jokowi Sebut Situasi Sulit untuk Tidak Naikkan Harga BBM

"Setelah diberi sanksi oleh Amerika Serikat, Malofeyev berusaha menghindari sanksi dengan menggunakan rekan konspirator untuk secara diam-diam memperoleh dan menjalankan media di seluruh Eropa," kata Garland.

"Malofeyev memainkan peran utama dalam mendukung invasi Rusia 2014 ke Ukraina timur, terus menjalankan jaringan propaganda pro-Putin, dan baru-baru ini menggambarkan invasi militer Rusia 2022 ke Ukraina sebagai perang suci," kata pejabat FBI Michael Driscoll.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah