“Ini bukan lagi Chechnya atau Aleppo. Ini Auschwitz atau Majdanek yang baru,” katanya.
Boichenko mengatakan lebih dari 90 persen infrastruktur kota telah hancur.
Serangan di kota selatan yang strategis di Laut Azov telah memutus pasokan makanan, air, bahan bakar, obat-obatan, serta menghancurkan rumah dan bisnis.
Sementar itu, pejabat hak asasi manusia Ukraina Lyudmila Denisova juga mengutip kesaksian saksi bahwa pasukan Rusia telah membawa krematorium mobil dan peralatan berat lainnya untuk membersihkan puing-puing di kota.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia memblokir akses kemanusiaan ke kota pelabuhan yang terkepung karena ingin menyembunyikan bukti ribuan orang yang tewas di sana.
“Alasan mengapa kami tidak bisa masuk ke Mariupol dengan kargo kemanusiaan justru karena mereka takut bahwa dunia akan melihat apa yang terjadi di sana,” kata Volodymyr Zelensky.
“Saya pikir itu adalah tragedi di sana, ini neraka, saya tahu itu bukan puluhan tetapi ribuan orang, orang yang berbeda, yang terbunuh di sana dan ribuan lainnya terluka,” kata Volodymyr Zelensky menambahkan.
Meski demikian, ia yakin jika Rusia tidak akan berhasil menyembunyikan semua bukti.