Zelensky Tuntut Sanksi Keras Terhadap Rusia Atas Serangan Rudal di Stasiun Kereta Api Ukraina

- 9 April 2022, 08:05 WIB
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuntut sanksi yang lebih keras pada Rusia atas insiden serangan rudal.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuntut sanksi yang lebih keras pada Rusia atas insiden serangan rudal. /Stefanie Loos/Reuters

Baca Juga: 2 Cara Cairkan Dana PIP 2022 Sebesar Rp2,2 Juta untuk Siswa SD-SMA, Simak Penjelasannya

Reuters tidak dapat memverifikasi apa yang terjadi di Kramatorsk.

Serangan Moskow selama lebih dari enam minggu telah membuat lebih dari 4 juta orang melarikan diri ke luar negeri, membunuh atau melukai ribuan, membuat seperempat populasi kehilangan tempat tinggal dan mengubah kota menjadi puing-puing karena berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan Rusia.

Munisi tandan dilarang berdasarkan konvensi tahun 2008. Rusia belum menandatanganinya tetapi sebelumnya membantah menggunakan persenjataan semacam itu di Ukraina.

Di Washington, seorang pejabat senior pertahanan mengatakan Amerika Serikat "tidak menerima penolakan Rusia bahwa mereka tidak bertanggung jawab", dan percaya pasukan Rusia telah menembakkan rudal balistik jarak pendek dalam serangan itu.

Baca Juga: Sedang Tayang, Live Streaming Korea Open 2022 Babak Semifinal: Duel BaKri vs FaJri Hari Ini

Kementerian pertahanan Rusia dikutip oleh RIA kantor berita mengatakan bahwa rudal yang dikatakan menghantam stasiun itu hanya digunakan oleh militer Ukraina dan angkatan bersenjata Rusia tidak memiliki target yang ditetapkan di Kramatorsk pada hari Jumat.

Moskow telah membantah menargetkan warga sipil sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi pada 24 Februari 2022 lalu dalam apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya.

Kyiv dan pendukung Barat menyebut itu sebagai dalih untuk invasi tanpa alasan.

Pejabat Ukraina sekarang mengharapkan upaya pasukan Rusia untuk mendapatkan kendali penuh atas Donetsk dan Luhansk yang bertetangga, keduanya sebagian dipegang oleh separatis yang didukung Moskow sejak 2014.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x