Kunjungan dua hari yang sebelumnya tidak diumumkan itu terjadi ketika ketegangan antara Beijing dan Washington meningkat karena sikap China terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
China telah mengambil posisi publik yang netral sejak perang pecah pada akhir Februari.
Mereka mendesak negara-negara untuk mendukung upaya mencapai resolusi konflik, sambil menolak tekanan dari Washington dan sekutunya di Eropa untuk mengutuk Rusia.
Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan Xi Jinping tentang konsekuensi jika China memberikan dukungan apa pun kepada Rusia dalam invasinya.
Anggota senior pemerintahan Biden juga telah mendesak Beijing untuk memberikan tekanan pada Moskow agar mengakhiri perang.
Tetapi Taiwan telah lama berada di antara beberapa titik pertikaian antara AS dan China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan menentang hubungan resmi antara pemerintah Taiwan dan pemerintah asing lainnya.
Selama panggilan video dengan Biden pada bulan Maret, Xi mengatakan kepada presiden AS bahwa masalah Taiwan perlu ditangani dengan benar untuk menghindari efek negatif pada hubungan antara kedua negara.
“Beberapa individu di Amerika Serikat mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan pro-kemerdekaan di Taiwan, dan itu sangat berbahaya,” kata Xi kepada Biden, seperti dilansir media pemerintah China saat itu.