Hadapi Krisis Ekonomi, Nelayan Sri Lanka Terpaksa Jual Ikan Tuna dengan Harga Murah

- 20 April 2022, 09:35 WIB
Sri Lanka hadapi krisis ekonomi terparah,
Sri Lanka hadapi krisis ekonomi terparah, /Pixabay/OpenClipart-Vectors/

Pekan lalu, bank sentral mengatakan bahwa pihaknya telah menangguhkan pembayaran beberapa utang luar negeri sambil menunggu restrukturisasi.

Sejak krisis ekonomi di Sri Lanka, para pengunjuk rasa telah memadati jalan-jalan di ibukota Kolombo, dan menuntut penggulingan Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Baca Juga: Erick ten Hag Incar Pemain Ini sebagai Rekrutan Pertama di Manchester United

Protes tersebut terjadi karena harga bahan pokok yang tinggi, pemadaman listrik yang berkepanjangan, kekurangan obat-obatan, bahan bakar dan barang-barang lainnya.

Bagian perikanan di Sri Lanka hanya menyumbang sekitar 1,3 persen ekonomi di Asia Tenggara, meskipun telah mempekerjakan sepersepuluh dari populasi penduduknya.

Negara kepulauan tersebut dikenal sebagai pengekspor tuna, ikan todak, kepiting, lobster, dan udang ke negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Jepang.

Baca Juga: Perang Hari Ke-56: Rusia Kerahkan 20.000 Tentara Suriah, Ukraina Optimis Konflik Berakhir

Krisis keuangan di Sri Lanka telah menyebabkan warganya kesulitan mencari bahan bakar untuk kapal mereka, karena sebagian besar
pekerjaannya adalah nelayan laut.

Anton Fernando mengatakan bahwa dia membutuhkan setidaknya 1.000 liter solar, dan beberapa ratus kilogram es untuk menyimpan ikan tangkapannya.

"Kami harus antre berjam-jam untuk mendapatkan bahan bakar dan itupun kami tidak yakin cukup, Es, umpan, jaring, semua yang kami butuhkan harganya naik," ucap salah satu nelayan Sri Lanka itu.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x