Profil Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia yang Mendapat Kecaman Negara Muslim Dunia

- 20 April 2022, 15:50 WIB
Simak profil dari Rasmus Paludan, orang yang membakar Al-Quran di Swedia dan mendapat kecaman dari banyak negara muslim dunia.
Simak profil dari Rasmus Paludan, orang yang membakar Al-Quran di Swedia dan mendapat kecaman dari banyak negara muslim dunia. /ULF WIGH/WIGHSNEWS/via REUTERS

PR DEPOK - Berikut ini merupakan profil Rasmus Paludan, pembakar Al-Quran di Swedia yang mendapat kecaman dari negara muslim dunia.

Rasmus Paludan adalah pemimpin kelompok anti-Islam yang bernamaStram Kurs, dirinya juga dikenal sebagai politisi Denmark-Swedia.

Aksinya Rasmus membakar Al-Quran mendapat kecaman dari seluruh negara islam dunia.

Sebelumnya, Rasmus Paludan telah mengumumkan rencananya untuk membakar Al-Quran. Aksi tersebut bukanlah aksi pertamanya yang menunjukkan kebencian terhadap Islam.

Baca Juga: Apakah Pemilik KTP Berciri Ini Masuk Jadi Penerima PKH April 2022? Segera Cek di Sini

Swedia telah dilanda kerusuhan dan protes selama beberapa hari, hal tersebut dipicu oleh rencana kelompok sayap kanan untuk membakar salinan Al-Qur'an.

Gelombang protes terjadi sejak pemimpin kelompok anti-Islam Stram Kurs, politisi Denmark-Swedia Rasmus Paludan akan melakukan aksi pembakaran Al-Quran.

Namun, aksi protes tersebut berubah menjadi aksi kekerasan ketika empat mobil polisi dibakar dan lima orang, termasuk empat polisi, terluka.

Pada hari Senin waktu setempat, polisi mengumumkan 40 orang atas aksi tersebut, terluka, termasuk 26 di antaranya polisi, dan juga dilaporkan lebih dari 20 kendaraan telah dibakar massa.

Baca Juga: Daftar Karyawan yang Terima BLT Subsidi Gaji Rp1 Juta, Cek Penerima BSU 2022 lewat 2 Link Berikut Ini

Menurut keterangan polisi sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Indian Express, lebih dari 200 orang yang terlibat dalam aksi kekerasan tersebut diyakini geng kriminal yang telah terorganisir.

Lebih dari 40 orang demonstran telah diamankan sejauh ini.

Para pengunjuk rasa melemparkan batu, menyerang penghalang yang dipasang polisi dan juga merobohkan pagar anti huru hara.

Mobil, ban dan bahkan tempat sampah dibakar sebagai penghalang dan diletakkan di jalan oleh para pengunjuk rasa, yang bertujuan untuk menghentikan laju lalu lintas.

Baca Juga: Login cekbansos.kemensos.go.id, Cek Penerima BPNT Kartu Sembako Rp900.000, Cair untuk Pemilik KTP Ini

Kerusuhan telah terjadi di kota-kota di mana Rasmus Paludan telah mengumumkan untuk mengadakan demonstrasinya — Stockholm, Landskrona, Orebro, Malmo, Linkoping dan Norrköping.

Pada hari Sabtu, Rasmus Paludan telah berpidato di sebuah pertemuan di Malmo di mana para demonstran melemparkan batu kepada Rasmus Paludan hingga terluka.

Di Norrkoping, tiga pengunjuk rasa dilaporkan terluka oleh tembakan polisi sebagai peringatan untuk membubarkan kerumunan.

Anders Thornberg, kepala polisi nasional, mengatakan bahwa dia belum pernah menyaksikan kerusuhan dengan kekerasan dalam skala besar di negara itu, terutama di Norrkoping dan Linkoping, menurut laporan BBC.

Baca Juga: Apa Saja Syarat Penerima BSU 2022? Simak dan Catat Info Lengkapnya untuk Cairkan Rp1 Juta

"Kami tidak akan mentolerir tindakan kekerasan yang telah terjadi dan sekarang polisi akan memulai pekerjaan investigasi untuk mengadili orang-orang yang melakukan kejahatan," ujar Komandan polisi Swedia Anders Wiberg mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Partai ekstrimis anti-Islam Swedia Stram Kurs didirikan oleh Rasmus Paludan pada tahun 2017.

“Stram Kurs adalah partai politik paling patriotik di Denmark. Kami memiliki posisi dasar bahwa kami sebagai partai politik Denmark harus selalu memprioritaskan kebahagiaan orang Denmark di atas kebahagiaan orang lain! Itu harus menjadi posisi yang jelas untuk partai politik Denmark mana pun, tetapi sayangnya kami satu-satunya partai yang berpikir demikian,” demikian bunyi situs web partai.

Partai tersebut, dalam beberapa kesempatan, sering melakukan kegiatan anti-Islam yang telah menyinggung banyak Muslim yang tinggal di negara tersebut.

Baca Juga: Cek BLT UMKM 2022 yang Segera Cair, Kunjungi eform.bri.co.id untuk Ketahui Daftar Penerima BPUM Rp600 Ribu

Selain demonstrasi publik pembakaran Alquran, partai tersebut menggunakan media sosial untuk tetap melanjutkan agendanya.

Partai itu juga ingin melarang Islam dan secara khusus menargetkan Muslim yang tinggal di Denmark.

Partai tersebut telah mencoba untuk mengikuti pemilihan umum Denmark pada 2019 tetapi gagal mengumpulkan dukungan yang signifikan.

Pada tahun 2020, partai tersebut dituduh menggunakan cara yang tidak adil untuk melanjutkan agenda mereka melalui sistem pemungutan suara Denmark, hingga membuatnya menjadi partai terlarang hingga tahun 2022.

Baca Juga: Daftar DTKS Kemensos Lewat Aplikasi, Modal KTP Bisa Dapat PKH hingga BPNT Kartu Sembako

Atas larangan tersebut, ia mengubah namanya menjadi Partai "Garis Keras" untuk melewati larangan tersebut dan telah beroperasi dengan nama ini sejak saat itu.

Rasmus Paludan sendiri telah membakar Al-Quran sebelumnya di masa lalu dan dirinya juga telah menghadapi akibat yang sama.

Pada Agustus 2019, ia mengadakan demonstrasi pembakaran kitab suci umat Islam, yang menyebabkan sekitar 100 orang memprotes atas aksi tersebut.

Rasmus Paludan ditangkap pada November 2020 di Prancis karena mengakui bahwa dirinya akan membakar Alquran.

Baca Juga: Berkas Doni Salmanan dalam Kasus TPPU terkait Aplikasi Quotex Telah Diterima Kejagung

Rasmus Paludan bersama dengan beberapa aktivis lainnya, dilarang masuk Belgia setelah mereka merencanakan demonstrasi serupa di Brussel, rumah bagi populasi Muslim yang cukup besar di negara tersebut.

Faktanya, larangan terhadap Rasmus Paludan di Swedia pada tahun 2020 datang setelah protes terhadap aksinya membuat para demonstran berubah menjadi aksi kekerasan, dengan banyaknya mobil yang dibakar dan juga toko-toko dirusak.

Siapakah Rasmus Paludan?

Rasmus Paludan adalah seorang pria berumur 40 tahun yang berprofesi sebagai pengacara Denmark, dirinya diberikan kewarganegaraan Swedia karena ayahnya adalah penduduk negara tersebut.

Baca Juga: Terungkap! Pesawat Pengintai AS Terdeteksi di Laut Hitam Sebelum Ukraina Luncurkan Rudal ke Kapal Rusia

Rasmus Paludan dikenal luas karena komentar dan ideologinya yang anti-Islam dan rasis, dirinya bahkan dilarang untuk untuk mempraktikkan hukum atas profesinya sebagai pengacara.

Rasmus Pauldan yang juga dikenal sebagai seorang YouTuber ini terus-menerus dihukum karena pernyataan rasisnya dan penghinaan serta sentimen anti-Islamnya.

Pada tahun 2019, Rasmus Pauldan membakar Al-Quran yang dibungkus dengan daging babi asap, yang menyebabkan dirinya dilarang menggunakan Facebook selama sebulan.

Dia juga pernah dipenjara pada tahun 2020 di Denmark karena berbagai pelanggaran, termasuk rasisme.

Baca Juga: Berikut Enam Tips Mudik Nyaman, Nomor Empat Harus Anda Hindari

Rasmus Paludan juga dilarang meninggalkan Jerman pada tahun 2021 setelah dia berbicara tentang rencananya untuk melakukan tindakan anti-Islam di Berlin.

Namun, meskipun dia berencana untuk mengikuti pemilihan Swedia berikutnya yang dijadwalkan akan diadakan pada bulan September tahun ini, Rasmus Paludan tidak memiliki dukungan yang diperlukan agar bisa melanjutkan misinya, diperlukan tanda tangan untuk memenuhi syarat sebagai seorang kandidat.

Menyusul aksi rasisme dan kekerasan, juga deklarasi Rasmus Paludan, banyak negara Islam telah maju untuk mengutuk tindakan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan telah memanggil kuasa usaha Swedia Hakan Roth di Baghdad untuk memberitahunya tentang "protes pemerintah" pada hari Minggu.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan 2022 Cair, Cek Nama di bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id tuk Dapatkan BSU

“Hal ini berdampak serius pada hubungan antara Swedia dan Muslim secara umum, baik di negara-negara Islam dan Arab atau di masyarakat Muslim di Eropa,” kata mereka.

Arab Saudi juga merilis pernyataan yang mengutuk tindakan tersebut.

“Kementerian Luar Negeri menyatakan kecaman Kerajaan Arab Saudi atas penyalahgunaan yang disengaja terhadap Al-Quran, provokasi, dan hasutan terhadap Muslim oleh beberapa ekstremis di Swedia. Kerajaan Arab Saudi menekankan pentingnya upaya bersama untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, koeksistensi, meninggalkan kebencian, ekstremisme, dan pengucilan, dan mencegah penyalahgunaan semua agama dan tempat suci,” tuturnya.

Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan bahwa dia akan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu ditangkap.

Baca Juga: PIP Kemdikbud 2022 Rp2,2 Juta Kapan Cair? Intip Jadwal, Cara Daftar dan Cek Nama Siswa di Sini

Dia menambahkan dalam keterangannya bahwa tidak akan memaafkan pandangan atau kegiatan Rasmus Paludan, tapi juga mengatakan bahwa tindakan itu “tidak dapat diterima, tidak bertanggung jawab dan ilegal”.

Organisasi lain seperti Liga Dunia Muslim juga menanggapi tindakan Rasmus Paludan dengan mengeluarkan pernyataan.

“Liga Dunia Muslim mengutuk tindakan memalukan yang dilakukan oleh beberapa ekstremis di Swedia – yang menyalahgunakan salinan Al-Quran dan menghasut umat Islam selama Bulan Suci Ramadhan. Menyebarkan kebencian agama seperti itu hanya mendorong permusuhan dan perpecahan dalam masyarakat, merusak nilai-nilai kemanusiaan bersama tentang kesusilaan dan saling menghormati, dan pada akhirnya hanya melayani agenda ekstremisme dan kontra-ekstremisme. Tindakan ini dirancang untuk memecah belah. Namun, kami memiliki keyakinan penuh pada kekuatan nilai-nilai persatuan dan moderasi Swedia untuk mengatasi perpecahan dan kebencian semacam itu.”

Negara lain yang mengutuk insiden tersebut adalah Mesir, Iran, Jordon, Indonesia, Malaysia, dan Qatar, sedangkan organisasinya antara lain Koperasi Islam, Parlemen Arab, dan Liga Arab.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Indian Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah