PR DEPOK - Pemerintah Turki akan terus melanjutkan hubungannya dengan Israel meskipun ada kekerasan terhadap rakyat Palestina di Masjid Al-Aqsa.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya akan terus mempertahankan hubungannya dengan Israel dan melanjutkan proses rekonsiliasi.
Diketahui sebelumnya, pasukan Israel dan jamaah Yahudi melakukan kekerasan dan penggerebekan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pekan lalu.
Baca Juga: Denny Darko Ramal Gading Marten dan Gisel Bakal Rujuk, Ini Penjelasan dari Terawangan Kartu Tarotnya
Kini, situs bersejarah itu telah menjadi tempat bentrokan antara jemaah Palestina dan pasukan keamanan Israel.
Akibatnya, lebih dari 400 warga Palestina terluka dan 18 orang termasuk anak-anak meninggal dunia dan puluhan lainnya telah ditangkap pasukan Israel.
Menyusul insiden tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Middle East Monitor pada Kamis, 21 April 2022, Erdogan dan Pemerintah Turki telah mengutuk agresi Israel.
Baca Juga: Mudah! Begini Cara Daftar BLT UMKM 2022 Rp600 Ribu, Hanya 10 Menit dan Bisa Pakai HP
Melalui panggilan telepon dengan Presiden Israel Isaac Herzog, Presiden Turki itu menyatakan keprihatinannya.
Meskipun demikian, Erdogan kemudian mengklarifikasi hari ini bahwa Turki akan mempertahankan hubungannya dengan Israel di tengah kondisi konflik saat ini.
Menurut Turki, hubungannya yang kuat dengan Israel adalah kunci untuk membela hak-hak Palestina dan Israel merupakan pemain penting di regional.
Baca Juga: Nama yang Terdaftar di Link Ini Dapat BLT Minyak Goreng, Segera Cek untuk Cairkan Bantuan Rp300 Ribu
Agresi pasukan Israel dan pecahnya kekerasan bulan ini terjadi pada saat Ankara telah membuat kemajuan serius dalam upayanya untuk mendamaikan dan membangun kembali hubungan dengan Tel Aviv, setelah sekitar satu dekade kejatuhan diplomatik antara keduanya.
Oleh karena itu, nada Erdogan terhadap penyalaan kekerasan tahunan Israel terhadap Palestina, menjadi lebih ringan dan tidak terlalu parah.
Daripada mengutuk sebagai serangan keji atau mengundang permusuhan Israel, kini Erdogan menyebutnya sebagai intervensi terhadap kekebasan beribadah bagi warga Palestina.
Sementara itu, banyak orang termasuk para pendukungnya menyalahkan Erdogan atas perubahan sikapnya tersebut.
Banyak orang melihatnya sebagai taktik pragmatisme dan upaya Erdogan untuk menyeimbangkan dukungan untuk perjuangan Palestina dan manfaat yang dapat diambil dari hubungan dengan Tel Aviv.***