Menurut Birol, terlalu optimis untuk percaya bahwa volatilitas saat ini di pasar energi dapat segera berakhir dan bahwa dunia dapat kembali ke masa harga rendah dan kondisi pasar yang stabil.
Sementara itu, CEO Shell Ben van Beurden mengingatkan bahwa negara-negara Eropa tidak akan dapat menggantikan gas alam Rusia tanpa transisi energi.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-73: AS Bantah Tudingan Peran Intelijennya hingga Muncul Pernyataan PBB
Meningkatkan pasokan gas dari Afrika dan Skandinavia serta meningkatkan pembelian gas alam cair (LNG) tidak dapat membantu menggantikan energi Rusia di pasar Eropa.
“Membawa lebih banyak LNG ke pasar, meningkatkan kapasitas pencairan dan regasifikasi, dan meningkatkan pasokan pipa dari Afrika Utara dan Norwegia adalah hal yang wajar. Transisi energi juga tak terhindarkan dalam jangka menengah,” kata van Beurden.
Menurutnya, Eropa akan sulit menggantikan semua gas Rusia.
“Tidak ada cara untuk membeli lebih banyak gas pipa dan LNG untuk sepenuhnya menggantikan semua gas Rusia yang saat ini kami konsumsi. Ini tidak layak,” kata van Beurden.
Sebagai informasi, Rusia saat ini merupakan penyedia gas terbesar di Eropa yang mengirimkan sekitar 40 persen gas alam yang dikonsumsi oleh kawasan tersebut.
Gas Rusia ditransfer melalui beberapa rute, termasuk Nord Stream, yang mengalir langsung ke Jerman melalui Laut Baltik, sistem transmisi gas Ukraina, pipa Yamal-Eropa, dan pipa Aliran Turki melalui Laut Hitam.***