Anggap Rusia Negara Barbar, Pejabat Ukraina Sebut Invasi Kremlin Hanya Bisa Dihentikan Lewat Perang

- 29 Mei 2022, 20:30 WIB
Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak saat hadir di Gomel, Belarus, 28 Februari 2022.
Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak saat hadir di Gomel, Belarus, 28 Februari 2022. /Sergei Kholodilin/BelTA/Reuters

PR DEPOK - Seorang pejabat Pemerintah Ukraina menyebut Rusia sebagai negara barbar setelah diplomasi antara Kremlin-Kyiv kembali menemui jalan buntu.

Mykhailo Podolyak, seorang penasehat Presiden Ukraina menyebut Rusia telah bertindak barbar karena sulit diajak berdamai lewat diplomasi sambil terus menginvasi Ukraina.

Podolyak yang juga salah satu negosiator perdamaian Rusia-Ukraina menyebut bahwa invasi Kremlin hanya bisa dihentikan lewat cara paksa alias di medan perang.

Baca Juga: Ini Alasan Volodymyr Zelensky Hanya Ingin Bertemu Vladimir Putin untuk Bahas Perdamaian

Dirinya yakin, satu-satunya cara untuk menghentikan invasi Kremlin adalah dengan paksa dengan mengusir para prajurit Rusia dengan senjata

"Rusia telah membuktikan bahwa itu adalah negara barbar yang mengancam keamanan dunia," kata Podolyak dikutip dari Reuters oleh Pikiranrakyat-Depok.com.

Pernyataan tersebut terlontar usai nihilnya hasil negosiasi penghentian perang Rusia-Ukraina.

Pada pertemuan terakhir 29 Mei 2022, kedua pihak kembali ak menemui kata sepakat untuk setidaknya menggelar gencatan senjata.

Baca Juga: Ukraina Minta Bantuan Senjata Sistem Roket ke AS, Rusia Beri Peringatan Keras

Kremlin dan Kyiv sama-sama menyalahkan lawan bicaranya karena tak mampu memberi resolusi yang nyata.

Podolyak yang juga terlibat dalam negosiasi damai penghentian perang Rusia-Ukraina nampak sudah menyerah untuk berdialog dengan perwakilan Kremlin.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa saat ini satu-satunya jalan adalah mengusir dan menghentikan pasukan dengan paksa.

Baca Juga: Perketat Penyerangan ke Ukraina, Rusia Berhasil Merebut Semua Wilayah Luhansk

"Seorang barbar hanya bisa dihentikan dengan paksa," kata Podolyak pada Minggu 29 Mei.

Kebetulan, Ukraina baru menerima dana Rp500 triliun dari AS untuk pembiayaan konflik dengan Rusia.

Semakin berani, Kyiv dianggap akan terus menekan Rusia untuk mengadakan pertemuan antar kepala negara seperti yang diharapkan Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Rusia Izinkan Ekspor Gandum Ukraina dengan Imbalan Pencabutan Sanksi

Invasi Rusia ke Ukraina mulai diumumkan oleh Vladimir Putin yang ia sebut Operasi Militer Khusus, pada 24 Februari lalu dengan tujuan demiliterisasi kelompok anti-Rusia di Ukraina khususnya bagian timurnya.

Hingga saat ini berbagai upaya telah dilakukan Ukraina, AS, dan sekutunya untuk menekan Rusia secara ekonomi dan militer namun hasilnya belum benar-beanr terlihat.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah