Masih Tak Setujui Finlandia dan Swedia Bergabung dengan NATO, Presiden Turki Erdogan: Risiko bagi Keamanan

- 31 Mei 2022, 19:00 WIB
Presiden Turki, Erdogan, bertahan dengan pernyataan bahwa ia tidak setuju Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.
Presiden Turki, Erdogan, bertahan dengan pernyataan bahwa ia tidak setuju Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO. /REUTERS/Eduardo Munoz

PR DEPOK – Presiden Turki menyebut bahwa Partai Pekerja Kurdistan sebagai bagian dari keberatan negaranya terhadap Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO.

Atas alasan itu, Erdogan menyebut bahwa jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, mereka akan membawa risiko keamanan bagi Turki.

Kelompok yang dikenal sebagai PKK tersebut telah melancarkan pemberontakan selama 38 tahun melawan Turki yang telah menyebabkan puluhan ribu kematian.

Kelompok itu ditetapkan sebagai entitas teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, termasuk Swedia dan Finlandia.

Baca Juga: Uni Eropa Beri Sanksi Lagi, Kremlin Sebut Barat Menebar Kebencian terhadap Bangsa Rusia

Namun, sikap Barat terhadap sayap PKK Suriah, Unit Perlindungan Rakyat, atau YPG, telah menyebabkan permusuhan antara Ankara dan anggota NATO lainnya.

YPG membentuk tulang punggung pasukan yang terlibat dalam perang pimpinan AS melawan kelompok ISIS.

“Turki menyatakan bahwa pengakuan Swedia dan Finlandia membawa risiko bagi keamanannya sendiri dan masa depan organisasi,” kata Presiden Recep Tayyip Erdogan, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Resmi Jadi Orang Tua, Park Shin Hye Lahirkan Anak Pertama dengan Jenis Kelamin Laki-laki

“Kami memiliki hak untuk mengharapkan negara-negara tersebut untuk mencegah perekrutan, penggalangan dana dan kegiatan propaganda dari PKK,” ujarnya.

Semua anggota NATO harus menyetujui tawaran kedua negara Nordik untuk bergabung dengan aliansi, yang didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Turki telah mengatakan tidak akan mengizinkan aksesi mereka kecuali langkah-langkah diambil, tetapi para pemimpin NATO melihat KTT NATO di Spanyol pada akhir Juni sebagai kesempatan untuk ekspansi bersejarah.

Baca Juga: BSU 2022 Siap Cair Bulan Juni? Simak Penjelasan Lengkap dari Kemnaker Mengenai Pencairan BLT

Erdogan mengulangi seruan agar Finlandia dan Swedia mengekstradisi orang-orang yang dicurigai Ankara melakukan aktivitas teroris dan untuk mendukung operasi anti-teror anggota NATO.

Dia juga mengatakan embargo senjata tidak sesuai dengan semangat kemitraan militer.

Swedia dan Finlandia termasuk di antara negara-negara yang memberlakukan pembatasan ekspor pertahanan pada Turki setelah serangan 2019 ke timur laut Suriah yang bertujuan untuk mengusir YPG.

Baca Juga: Soroti Sikap Doddy Sudrajat, Denny Darko: Harus Mulai Berhati-hati, Sudah Mulai Dampaknya

Dalam beberapa hari terakhir, Erdogan telah menjanjikan operasi lintas batas lebih lanjut terhadap kelompok tersebut.

Presiden Turki tersebut menyerukan anggota NATO lainnya untuk membujuk Swedia dan Finlandia untuk mengubah posisi mereka.

“Di mana posisi Swedia dan Finlandia dalam masalah keamanan nasional dan pertimbangan negara lain, yang dengannya mereka ingin menjadi sekutu, akan menentukan sejauh mana Turki ingin bersekutu dengan negara-negara itu,” ujarnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah