PR DEPOK – PBB menyebut bahwa kekerasan pasca-kudeta telah mendorong jumlah orang terlantar di Myanmar menjadi lebih dari satu juta untuk pertama kalinya.
Selain itu, PBB juga memperingatkan apa yang mereka sebut sebagai kondisi mengerikan saat musim hujan mendekat dan pertempuran berkecamuk.
Hampir 700.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA).
Milisi sipil telah dibentuk untuk melawan kudeta di seluruh negeri, dan pemerintah militer telah menanggapi dengan serangan gencar yang menurut kelompok hak asasi termasuk penghancuran desa, pembunuhan massal di luar proses hukum dan serangan udara terhadap warga sipil.
Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Hari Jumat, 3 Juni 2022, Akan Tayang ONE 158: Tawanchai Vs Larsen
Kekerasan telah menambah sekitar 346.000 orang yang mengungsi sebelum kudeta seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
Itu termasuk mereka yang terkena dampak konflik berkepanjangan dengan kelompok pemberontak etnis di sepanjang perbatasan Thailand dan China.
Belum lagi Muslim Rohingya yang dipaksa meninggalkan rumah mereka selama penumpasan brutal tahun 2017.
Baca Juga: Periksa Nama di sso.bpjsketenagakerjaan.go.id, Pekerja Penerima BSU 2022 Akan Tercantum di Link Ini