Dubes Rusia Keluar dari Pertemuan PBB, Tak Terima UE Tuding Vladimir Putin Penyebab Krisis Pangan

- 8 Juni 2022, 15:40 WIB
Ilustrasi - Dubes Rusia memutuskan keluar dari pertemuan PBB karena tidak terima atas tudingan UE yang menyebut Vladimir Putin penyebab krisis pangan.
Ilustrasi - Dubes Rusia memutuskan keluar dari pertemuan PBB karena tidak terima atas tudingan UE yang menyebut Vladimir Putin penyebab krisis pangan. /REUTERS/Mike Segar.

PR DEPOK – Situasi panas antara Rusia dan Uni Eropa (UE) akibat invasi Ukraina semakin tampak.

Baru-baru ini dilaporkan insiden yang menunjukkan pihak Rusia dan UE kembali memanas dalam KTT.

Duta Besar (Dubes) Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia telah menyerbu keluar dari pertemuan dewan keamanan setelah Presiden Dewan UE Charles Michel menuduh Vladimir Putin penyebab krisis pangan global.

UE menuding Vladimir Putin menggunakan pasokan makanan sebagai 'rudal siluman' terhadap negara-negara miskin atas perangnya di Ukraina.

Baca Juga: Kemendagri Uji Coba eKTP Digital, Apa Perbedaannya dengan eKTP Biasa?

"Ini menaikkan harga pangan, mendorong orang ke dalam kemiskinan, dan mengacaukan seluruh wilayah," kata Michel mengatakan dengan tegas.

"Rusia bertanggung jawab penuh atas krisis pangan yang mengancam ini. Rusia saja," tuturnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.

Vassily Nebenzia bangkit dan berjalan keluar dari KTT di New York setelah Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel menuduh hanya Rusia yang bertanggung jawab atas krisis pangan global yang mengancam.

Baca Juga: PKH Juni 2022 Mulai Cair Tanggal Berapa? Simak Info dan Cara Cek Penerima di Link cekbansos.kemensos.go.id

Wakil duta besar Dmitry Polyansky mengatakan komentar Michel 'sangat kasar' sehingga Nebenzia tidak punya pilihan selain pergi

Perselisihan itu terjadi di tengah peringatan mengerikan PBB tentang kelaparan dan ketidakstabilan global jika jutaan ton biji-bijian yang saat ini terperangkap di Ukraina karena blokade Rusia di pantai selatannya tidak dapat pergi.

Tak hanya itu, Nebenzi juga menuduh negara yang dipimpin Vladimir Putin ini mencuri gandum dari daerah yang diduduki pasukannya.

Berdasarkan kabar yang dihimpun, Nebenzia memberikan kursi kepada diplomat Rusia lainnya setelahnya.

Baca Juga: Kabar Gembira dari Ridwan Kamil, Ada Pendidikan Gratis tuk Siswa Miskin di Jabar dari Sekolah Swasta

Pertemuan Dewan Keamanan seharusnya fokus pada kekerasan seksual selama perang di Ukraina tetapi invasi Rusia dan konsekuensinya, terutama pada kekurangan pangan global dan kenaikan harga turut dibahas.

Adapun UE memberikan dukungan kuat pada upaya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk mendapatkan kesepakatan paket yang akan memungkinkan ekspor biji-bijian dari Ukraina dan memastikan bahwa makanan dan pupuk Rusia memiliki akses tak terbatas ke pasar global.

Untuk diketahui, Ukraina dan Rusia bersama-sama memproduksi hampir sepertiga gandum dan jelai dunia dan setengah dari minyak bunga mataharinya.

Baca Juga: 4 Tim Bentrok di Fase Grup C Piala Presiden 2022, Berikut Jadwal Persib Bandung

Sementara Rusia dan sekutunya Belarusia adalah produsen potash atau bahan utama pupuk nomor dua dan tiga di dunia.

Adapun Guterres memperingatkan sebelumnya bahwa tingkat kelaparan global mencapai titik tertinggi, dengan jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan parah berlipat ganda hanya dalam dua tahun dari 135 juta sebelum pandemi Covid-19 menjadi 276 juta hari ini.

Dia mengatakan lebih dari 500.000 orang hidup dalam kondisi kelaparan, angka ini meningkat lebih dari 500 persen sejak 2016.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Resmi Menikah, Gus Miftah Beri Nasihat Soal Berumah Tangga: Ini Masih Perjalanan Panjang

Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa negaranya tetap berkomitmen untuk menemukan solusi untuk mencegah krisis pangan global dan siap untuk menciptakan kondisi yang diperlukan untuk melanjutkan ekspor dari pelabuhan selatan utama Odesa.

"Pertanyaannya adalah bagaimana memastikan bahwa Rusia tidak menyalahgunakan jalur perdagangan untuk menyerang kota itu sendiri," katanya.

Kyslytsya merujuk pada empat rudal Rusia menghantam sebuah pabrik di ibukota Kyiv pada Minggu silam.

Baca Juga: Buntut Kasus dengan Johnny Depp, Warner Bros akan Hapus Semua Adegan Amber Heard di Film 'Aquaman 2'

"Itu berarti semua dongeng Vladimir Putin tentang kesiapannya untuk memfasilitasi ekspor gandum Ukraina yang dengan fasih dia katakan kepada lawan bicaranya yang langka tetap terlalu jauh dari kenyataan," katanya.

Meski demikian, ia berkomitmen Ukraina melanjutkan pekerjaan dengan PBB dan mitra untuk memastikan berfungsinya aturan maritim untuk ahli produk pertanian negaranya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah