Pameran Fotografi Etnis Rohingya Dirilis, Pengungsi Rohingya: Kami Ingin Dunia Melihat

- 22 Juni 2022, 08:50 WIB
Tenda pengungsian muslim Rohingya di Bangladesh/Reuters/Mohammad Ponir Hossain
Tenda pengungsian muslim Rohingya di Bangladesh/Reuters/Mohammad Ponir Hossain /

PR DEPOK - Sebuah pameran virtual oleh fotografer etnis Rohingya telah diluncurkan untuk mendokumentasikan kehidupan di dalam Kutupalong, Bangladesh selatan yang merupakan kamp pengungsi terbesar di dunia.

Pameran virtual oleh fotografer etnis Rohingya merupakan upaya untuk lebih memahami kehidupan ratusan ribu sebagian besar Muslim Rohingya yang terpaksa melarikan diri dari Myanmar lima tahun lalu.

Anra Rohingya (We Are Rohingya) berfokus pada subjek identitas dan menampilkan karya 11 fotografer dari Rohingyatographer, sebuah majalah yang diproduksi oleh tim yang berbasis di kamp pengungsi.

Baca Juga: Erling Haaland atau Kylian Mbappe? Ini Target Utama Real Madrid

Digambarkan oleh PBB sebagai 'minoritas yang paling teraniaya di dunia', hampir satu juta orang Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sebagai akibat dari tindakan brutal militer di Myanmar pada tahun 2017.

Tindakan brutal tersebut yang sekarang menjadi subjek penyelidikan genosida di Mahkamah Internasional di Den Haag.

Beberapa orang Rohingya juga tetap berada di kamp-kamp di negara bagian Rakhine, Myanmar barat yang menjadi tempat pergerakan mereka dibatasi dan diawasi dengan ketat.

Baca Juga: Promo-promo Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 ke-495, Mulai dari Dufan hingga TransJakarta

Diskriminasi resmi selama bertahun-tahun memberikan dorongan untuk tema pameran dengan para pemimpin Myanmar secara berturut-turut. Termasuk Aung San Suu Kyi yang digulingkan oleh para jenderal dalam kudeta Februari 2021, menolak untuk mengakui Rohingya sebagai warga negara Myanmar dan menyebut kelompok itu sebagai 'Bengali'.

Sahat Zia Hero, seorang pengungsi Rohingya dan pendiri Majalah Rohingyatographer yang mengelola pameran dan buku tersebut menyampaikan harapannya.

"Kami ingin dunia melihat komunitas pengungsi Rohingya melalui mata kami sendiri”

“Kami ingin orang melihat kami sebagai manusia, sama seperti orang lain dan untuk berbagi harapan dan impian kami, kesedihan, dan kesedihan kami dengan orang lain untuk membuat koneksi” ujarnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Aljazeera pada Rabu, 22 Juni 2022.

Baca Juga: Jadwal Konser Jakarta Fair Hari Ini 22 Juni 2022, serta Cara Beli Tiket Online PRJ Kemayoran 2022

Pameran dan pendampingan majalah Rohingyatographer edisi pertama menggambarkan kehidupan sehari-hari di Kutupalong.

Wajah-wajah tua dan muda, yang penuh harapan dan yang serius ditampilkan di seluruh pameran, hanya segelintir dari ratusan ribu wajah yang membentuk Rohingya yang terlantar.

Ada juga wajah-wajah bayi yang lahir sejak 2017 menurut laporan Save the Children ada lebih dari 100.000.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x