Baca Juga: 11 Manfaat Pisang untuk Kesehatan yang Sudah Terbukti, Salah Satunya Mendukung Kesehatan Jantung
Masalah kontrol senjata kembali dibahas usai terjadinya dua pembantaian pada bulan Mei yang menyebabkan 10 pembeli supermarket kulit hitam ditembak mati di bagian utara New York dan 21 orang, kebanyakan anak-anak, dibunuh di sebuah sekolah di Texas.
Mahkamah Agung telah memberikan suaranya, dengan enam orang yang ditunjuk Partai Republik mendukung hak konstitusional untuk memegang senjata dan tiga orang yang ditunjuk Demokrat berbeda pendapat.
Putusan itu dipuji oleh para juru kampanye untuk meningkatkan hak kepemilikan senjata, tetapi menghilangkan apa yang diharapkan menjadi hari kegembiraan bagi para aktivis pengendalian senjata.
"Keputusan ini tidak akan menghentikan dasar dari apa yang telah kami lakukan selama satu dekade: berjuang untuk menjaga keamanan keluarga kami," kata Shannon Watts, pendiri Moms Demand Action, setelah putusan Mahkamah Agung diumumkan.
"Sama seperti kita memecahkan kebuntuan di Kongres, kita akan bekerja hari demi hari untuk mengurangi dampak di New York dan negara bagian lain yang terkena dampak keputusan ini dan memilih anggota parlemen yang peka terhadap senjata api ke atas dan ke bawah," tambahnya.
Eric Tirschwell, kepala penasihat litigasi di hukum nirlaba Everytown Law, mengatakan Mahkamah Agung telah salah menerapkan prinsip-prinsip dasar konstitusional, dan menambahkan bahwa kelompok itu siap untuk pergi ke pengadilan.
Sedangkan phak Partai Republik merayakan keputusan pengadilan.
"Ini bukan hanya kemenangan yang telah lama dicari oleh pemilik senjata yang sah di seluruh Amerika, ini adalah kemenangan bagi semua warga negara dan tatanan konstitusional kita sendiri," kata Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell.