Ribuan warga sipil dikabarkan telah tewas sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, yang mana Moskow beralasan sebagai "operasi khusus" untuk membasmi kaum nasionalis.
Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan bahwa alasan tersebut adalah perang agresi yang tidak beralasan.
Penduduk di desa Serhiivka dekat Odesa membantu para pekerja memunguti puing-puing blok apartemen sembilan lantai, yang sebagiannya telah dihancurkan pada hari Jumat lalu.
"Kami datang ke lokasi ini, menilai situasi bersama dengan petugas darurat dan juga penduduk setempat, lalu bersama-sama membantu mereka yang selamat. Kami bantu membawa mereka pergi," kata Oleksandr Abramov.
Sementara itu, Serhiy Bratchuk, juru bicara pemerintah daerah Odesa, mengatakan bahwa 21 orang telah dipastikan tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia 12 tahun.
Wilayah itu akan melakukan hari berkabung pada hari Sabtu sebagai ungkapan duka bagi mereka yang tewas dalam serangan itu, kata Bratchuk dalam keterangannya.
Serangan terhadap Serhiivka terjadi tak lama setelah Rusia menarik pasukannya dari Pulau Ular, wilayah tenggara Odesa yang direbutnya pada hari pertama perang.
Baca Juga: Tanggal Berapa PKH Tahap 3 Juli 2022 Cair? Simak Info Jadwal dan Cek Penerima secara Online
Kepala Staf Umum Ukraina, Valeriy Zaluzhny, menuduh Rusia telah gagal mematuhi pernyataannya bahwa mereka telah meninggalkan Pulau Ular sebagai "isyarat niat baik".