Mayoritas Menlu G20 Hadiri Pertemuan di Bali, Ukraina Ikut secara Virtual

- 8 Juli 2022, 10:16 WIB
Mayoritas Menlu G20 bakal menghadiri peremuan puncak bersama di Bali, Indonesia. Tak terkecuali Ukraina secara virtual.
Mayoritas Menlu G20 bakal menghadiri peremuan puncak bersama di Bali, Indonesia. Tak terkecuali Ukraina secara virtual. /ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha.

PR DEPOK - Para Menteri Luar Negeri (Menlu) G20 menghadiri pertemuan puncak bersama yang berlangsung Jumat, 8 Juli 2022 di Bali, Indonesia.

Pertemuan ini menempatkan beberapa orang penting, termasuk beberapa kritikus terhadap invasi Rusia ke Ukraina di ruangan yang sama dengan diplomat top Moskow.

Kabarnya, agenda pertemuan ini akan dilaksanakan secara tertutup dengan diplomat negara-negara G20 yang terdiri dari China, India, AS, Brasil, Inggris, Kanada, Jepang, dan Afrika Selatan.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Menlu Dymtro Kuleba diperkirakan akan berbicara dalam pertemuan secara virtual.

Baca Juga: Dinilai Gagal, Boris Johnson Mengundurkan Diri sebagai PM Inggris Usai Terus Didesak

Seorang pejabat Kemenlu RI mengatakan, bahwa tidak ada komunike yang diharapkan dari pertemuan yang berlangsung Jumat ini.

Pada Kamis malam, Menlu RI, Retno Marsudi menyebut bahwa penting bagi Indonesia menciptakan 'suasana yang nyaman bagi semua orang' dan G20 adalah peluang untuk kemajuan.

"Ini adalah pertama kalinya sejak 24 Februari, semua pemain utama duduk di ruangan yang sama," kata Retno Marsudi merujuk awal invasi Rusia.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Arafah dan Tarwiyah di Bulan Dzulhijjah, Biasa Dilaksanakan 2 Hari Sebelum Idul Adha

Di sisi lain, pejabat senior Departemen Luar Negeri AS menuturkan, bahwa penting untuk mencegah 'gangguan' pada agenda G20.

Sementara Menlu Australia, Penny Wong menerangkan sedikit tentang tindakan Rusia sebagai hal yang ilegal dan tidak bermoral, hal ini akan dibahas dalam pertemuan tersebut.

Sedang Jepang akan menyampaikan keprihatinannya tentang perang, dan menyebut pihaknya berusaha membuat pembicaraan dengan negara-negara yang berpikiran sama.

Baca Juga: Buntut Adanya Dugaan Pencabulan, Kemenag Cabut Izin Pesantren Shiddiqiyah di Jombang

Perlu diketahui, invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan gangguan besar pada ekonomi global, dengan blokade terhadap gandum Ukraina dan sanksi terhadap minyak dan gas Rusia, jelas hal ini mendorong krisis pangan dan lonjakan inflasi global.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x