Namun, lebih dari setengah pengguna vape menyebut mereka lebih memilih membuangnya ketimbang membawa ke fasilitas daur ulang elektronik ketika baterai mati.
Pena vape hanyalah "puncak gunung es" menurut Material Focus, yang sebelumnya memperkirakan bahwa rumah-rumah di Inggris mengandung 500 juta item limbah listrik.
Barang yang mengandung logam mulia seperti emas dan tembaga, serta lithium, yang dapat bernilai sebesar 370 juta dolar atau setara Rp5 Juta.
Alih-alih didaur ulang, barang-barang ini berakhir di tempat pembuangan sampah, yang tidak hanya buruk bagi lingkungan tetapi dalam beberapa kasus bertentangan dengan hukum Inggris.
Baca Juga: WMO Beri Peringatan soal Efek Gelombang Panas, Sebut Bisa Perburuk Kualitas Udara
Produsen produk seperti vape sekali pakai seharusnya menempatkan diri mereka pada daftar nasional dan mengambil tindakan lain untuk memastikan bahan berbahaya produk mereka segera didaur ulang.
Namun, penyelidikan tidak menemukan bukti bahwa pembuat salah satu merek vape paling populer di Inggris, Geek Bar atau Elf Bar, ada dalam daftar itu.
Ketika outlet tersebut pergi ke Badan Lingkungan dengan temuan tersebut, badan tersebut menjanjikan tanggapan ini akan ditegakkan secara tepat.
Baca Juga: Rusia Lancarkan Serangan ke Nikopol Ukraina, Sedikitnya 37 Orang Tewas
Tidak jelas berapa tahun pembuat vape sekali pakai telah mendapatkan izin gratis dari persyaratan daur ulang industri, tetapi Geek Bar dan Elf Bar telah ada sejak 2015 hingga 2018.