Rusia dan Ukraina Tandatangani Kesepakatan Ekspor Gandum, Diharap Bisa Tangani Krisis Pangan Global

- 23 Juli 2022, 13:05 WIB
Ilustrasi - Adanya penandatangan kesepakatan antara Rusia dan Ukraina soal ekspor gandum diharapkan mampu menangani krisis pangan global.
Ilustrasi - Adanya penandatangan kesepakatan antara Rusia dan Ukraina soal ekspor gandum diharapkan mampu menangani krisis pangan global. /REUTERS/Alexander Ermochenko.

PR DEPOK - Rusia dan Ukraina telah tanda tangani kesepakatan penting untuk melanjutkan pengiriman ekspor gandum di bawah dukungan PBB dan Turki pada Jumat, 22 Juli 2022 kemarin.

Menhan Rusia Sergei Shoigu dan Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov menanda tangani perjanjian terpisah dengan didampingi pejabat PBB dan Turki tentang pembukaan kembali rute pengiriman Laut Hitam yang diblokir.

Kesepakatan pengiriman eskpor gandum antara Ukraina dan Rusia bertujuan untuk membantu mencegah kelaparan dengan menyuntikkan lebih banyak gandum, minyak bunga matahari, pupuk serta produk lainnya ke pasar dunia, termasuk untuk kebutuhan kemanusiaan.

Baca Juga: Ana de Armas Tanggapi Isu Perannya sebagai James Bond Wanita di Film Baru

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera, Menhan Rusia Shoigu menyebut, ekspor biji-bijian, termasuk gandum dapat dimulai beberapa hari ke depan.

"Hari ini kami memiliki semua prasyarat dan semua solusi untuk memulai proses ini (ekspor gandum) dalam beberapa hari ke depan," kata dia secara tegas.

Setelah adanya penandatanganan kesepakatan Rusia dan Ukraina ini, ditargetkan 5 juta metrik ton biji-bijian dapat dieskpor setiap bulan ke pasar dunia.

Baca Juga: Ukraina akan Hukum Warganya yang Mencoba Memperoleh Paspor Rusia

Kesepakatan ekspor gandum yang ditandangani Rusia dan Ukraina ini diharapakan mampu menangani krisis pangan global.

Diketahui sebelumnya, invasi Rusia sejak Februari 2022 lalu, telah menyebabkan blokade de-facto di Laut Hitam, hingga mengakibatkan ekspor gandum Ukraina turun menjadi seperenam dari sebelumnya.

Baik Ukraina maupun Rusia merupakan salah dua pengekspor biji-bijian terbesar di dunia, dan blokade tersebut telah menyebabkan harga biji-bijian meningkat secara dramatis.

Baca Juga: Sebaran Virus Corona Kian Tinggi, Puncak Gelombang 4 Covid-19 di Indonesia Makin Nyata

Program Pangan Dunia PBB mengatakan sekitar 47 juta orang sekarang berada dalam tahap "kelaparan akut" akibat dampak perang.

 

Para ahli telah lama memperingatkan krisis pangan global yang membayangi jika ekspor biji-bijian Ukraina tetap diblokir.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah