PR DEPOK – Ukraina berjanji untuk memperkuat angkatan bersenjatanya setelah Rusia melancarkan serangan udara terbesarnya di kota-kota sejak awal perang.
Serangan Rusia tersebut memaksa ribuan orang melarikan diri ke tempat perlindungan dan mendorong Kyiv untuk menghentikan ekspor listrik ke Eropa.
Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters, rudal menghantam kota-kota di Ukraina pada 10 Oktober pagi waktu setempat, menewaskan 14 orang dan melukai 97.
Ledakan dilaporkan terjadi di Kyiv, Lviv, Ternopil dan Zhytomyr di Ukraina barat, Dnipro dan Kremenchuk di tengah, Zaporizhzhia di selatan dan Kharkiv di timur.
Baca Juga: 19 Saksi Tragedi Kanjuruhan Siap Bicara, Minta Perlindungan LPSK Terlebih Dahulu
Rentetan puluhan rudal jelajah yang ditembakkan dari udara, darat dan laut adalah gelombang serangan udara paling luas yang menghantam garis depan, setidaknya sejak tembakan awal pada hari pertama perang, 24 Februari.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia memerintahkan serangan jarak jauh besar-besaran setelah menuduh Ukraina menyerang sebuah jembatan yang menghubungkan Rusia dengan Krimea yang dicaplok.
Akan tetapi Amerika Serikat mengatakan skala serangan itu berarti kemungkinan telah direncanakan lebih lama.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara dengan Presiden AS Joe Biden dan menulis di Telegram setelah itu bahwa pertahanan udara adalah prioritas nomor satu dalam kerja sama pertahanan.