Baca Juga: Jokowi kecewa, Buka Opsi Reshuffle Menteri Meski Belum Genap Setahun
Sebelum pandemi virus corona, produk ini dilarang di sebagian besar penjara Amerika Serikat karena dikhawatirkan para narapidana akan meminumnya atau menggunakannya untuk memulai kebakaran.
Tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah merekomendasikan bahwa pembersih berbasis alkohol itu digunakan untuk membantu memerangi virus corona.
Paparan metanol dalam jumlah besar dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan permanen, kejang, koma hingga kerusakan permanen pada sistem saraf, bahkan kematian.
Penjualan global hand sanitizer telah meroket sejak awal pandemi virus corona.
Baca Juga: Cek Fakta: Konglomerat Dikabarkan Manfaatkan 80 Persen Anggaran Covid-19 dari Rp 677,2 Triliun
Tetapi awal pekan ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS memperingatkan agar tidak menggunakan produk yang diproduksi oleh Eskbiochem SA karena kemungkinan adanya bahan beracun.
Pejabat menemukan bahan kimia beracun dalam sampel sanitizer yang diproduksi oleh perusahaan Meksiko.
Asisten profesor di University of New Mexico, Brandon Warrick mengatakan bahwa dalam hampir satu dekade pihaknya mengaku baru menemukan jumlah terbesar kasus keracunan metanol.
Dr Warrick yang bekerja di Pusat Informasi Racun dan Obat-Obatan New Mexico mengatakan bahwa kasus-kasus tersebut tersebar di beberapa negara.