Catat Harian Rekor Baru, Pakar Penyakit di AS Khawatirkan Lonjakan Angka Harian Bisa Sentuh 100.000

- 2 Juli 2020, 07:45 WIB
KEPALA Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci.*
KEPALA Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci.* /Al Jazeera/

PR DEPOK - Hingga saat ini Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara yang terkena dampak paling parah akibat merebaknya pandemi virus corona atau Covid-19 di seluruh dunia.

Pada Rabu 1 Juli 2020, negara yang dipimpin oleh Donald Trump tersebut mencatat kenaikan kasus baru Covid-19 mencapai angka 20.784 kasus setelah satu hari sebelumnya mencapai 47.000 orang.

Jumlah tersebut tentunya menjadi lonjakan terbesar dalam satu hari yang dialami oleh negeri Paman Sam sejak awal merebaknya pandemi tersebut di AS.

Baca Juga: Peringati HUT Bhayangkara ke-74, Firli Bahuri Singgung Kekompakan dalam Berantas Korupsi  

Terus meningkatnya jumlah kasus baru per harinya, membuat seorang Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci khawatir.

Dilansir Reuters oleh Pikiranrakyat-Depok.com, Rabu 1 Juli 2020, ia menguraikan bahwa peningkatan harian dalam kasus-kasus baru secara nasional masih berada di angka 40.000 kasus.

Melihat hal demikian, Dr. Anthony Fauci memprediksi angka kasus-kasus baru di AS bisa mencapai angka 100.000 kasus setiap harinya.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, ia berpendapat jika hal itu bisa terjadi apabila upaya dalam menekan atau menghambat pandemi tersebut tidak dilakukan.

Baca Juga: Aksi Prank Nino Kuya kepada Anang Hermansyah Viral, Netizen Kecewa YouTube Hanya Jadi Bisnis Semata 

"Jelas kami tidak berada dalam kendali total saat ini. Saya sangat khawatir karena itu bisa menjadi sangat buruk," kata Dr. Anthony Fauci.

Terlebih lagi, AS memiliki tiga daerah yang menjadi episentrum baru pandemi Covid-19, di antaranya California, Texas, dan Arizona yang masing-masing terus melaporkan peningkatan kasus pandemi Covid-19.

"Kami tidak hanya fokus pada area-area yang mengalami lonjakan. Itu (virus) menempatkan seluruh negara dalam bahaya," ucap dia.

Menanggapi tersedianya vaksin dalam waktu dekat, Dr. Anthony Fauci mengatakan tidak ada jaminan adanya vaksin, meskipun data awal telah menjanjikan.

Baca Juga: PLN Beri Subsidi Token Listrik Gratis Bagi Pelanggan Prabayar, Berikut 5 Cara Mendapatkannya 

"Mudah-mudahan akan ada dosis yang tersedia pada awal tahun depan (2021)," ujar Dr. Anthony Fauci.

Kasus pandemi Covid-19 terus mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat yang terjadi pada Juni setidaknya di 10 negara bagian Texas dan Florida.

Di Texas dan Arizona dilaporkan bahwa tempat tidur untuk perawatan intensif untuk pasien Covid-19 di rumah sakit mengalami kekurangan pasokan akibat meningkatnya kasus per hari.

Baca Juga: Habiskan Waktu 400 Jam, Remaja AS Selesaikan Gaun Prom Night Corona dari Gulungan Lakban 

Donald Trump gagal

Uni Eropa (EU) telah membuang AS dari daftar negara-negara yang dinilai sudah mulai aman dari pandemi Covid-19.

Dengan terus meningkatnya kasus baru Covid-19 per harinya, hal itu tentu membuat Donald Trump dihadapkan dengan sejumlah kecaman dari masyarakat setempat ketika dirinya tengah berupaya untuk kembali dipilih sebagai presiden AS pada 3 November 2020 mendatang.

Sementara itu, Kandidat Presiden AS dari partai Demokrat Joe Biden menyebut bahwa penanganan pandemi virus corona di negaranya di bawah kendali Presiden AS Donald Trump sebagai salah urus bersejarah.

Baca Juga: Angka Penularan Covid-19 Kembali Naik, PSBB Transisi DKI Jakarta Diperpanjang Sampai 16 Juli 2020 

"Tidak harus seperti ini. Dia (Donald Trump) mengecewakan kami," kata Joe Biden dalam pidatonya di Delaware.

Tercatat hingga saat ini lebih dari 130.379 orang AS dinyatakan meninggal karena Covid-19 dan lebih dari 2,7 orang harus kehilangan pekerjaan akibat sejumlah pusat bisnis diharuskan ditutup.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x