PR DEPOK - Dua kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) melakukan latihan di Laut China Selatan dalam jangkauan pandang kapal-kapal Angkatan Laut Tiongkok yang tengah mengawasi pergerakannya.
"Mereka telah melihat kami dan kami sudah melihat mereka," kata Laksamana Muda James Kirk dalam sebuah wawancara telepon dari Nimitz seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Reuters via Antara Senin, 6 Juli 2020.
Menurutnya, kapal tersebut telah melakukan latihan terbang di jalur air dengan kapal induk Armada Ketujuh, USS Ronald Reagan.
Baca Juga: Mulai Gaya Hidup Baru, Berikut Tips dan Trik Ubah Rumah Anda Jadi Tempat Ramah Lingkungan
Rangkaian latihan dimulai pada saat liburan Hari Kemerdekaan AS 4 Juli.
Pada masa lalu, Angkatan Laut AS membawa kapal-kapal induk untuk unjuk kekuatan di Laut China Selatan.
Namun, latihan tahun ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat ketika AS mengkritik Tiongkok atas penanganan virus corona.
Baca Juga: Tengah Lakukan Pemulihan di Rumah Aman, Anak 14 Tahun Korban Perkosaan Dicabuli Kepala P2TP2A
AS juga menuduh Tiongkok mengambil keuntungan dari pandemi untuk memperkuat klaim teritorialnya di perairan tersebut.
Atas hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan AS telah sengaja mengirim kapalnya ke Laut China Selatan untuk memamerkan kekuatannya.
Selain itu, Tiongkok juga menuduh AS berusaha memantik kemarahan antarnegara di kawasan itu.
Baca Juga: Balai Kota Dipenuhi Karangan Bunga: Kebijakan PPDB Jakarta Kejamnya Lebih Mematikan daripada Corona
Pentagon ketika mengumumkan latihan kedua kapal induk, mengatakan ingin "membela hak semua negara untuk terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan".
AS menggambarkan kapal-kapal berbobot 100.000 ton dan 90 unit pesawat yang mereka angkut itu masing-masing merupakan sebagai 'simbol keteguhan hati'.
Sekitar 12.000 pelaut berada di kapal dalam gabungan kelompok kapal penyerang itu.
Baca Juga: Dinilai Keluar dari Tujuan Utamanya, DPR Minta Kementan Fokus Masalah Produksi Pertanian
Tiongkok mengklaim 90 persen wilayah di Laut China Selatan yang kaya sumber daya dan merupakan jalur perdagangan senilai tiga triliun dollar AS atau setara dengan Rp45 kuadriliun per tahun.
Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim di wilayah itu
Kemudian, Tiongkok juga telah membangun pulau-pulau buatan di kawasan Laut China Selatan tetapi mengatakan bahwa niatnya damai.
Baca Juga: Kesulitan Saat Belajar Secara Virtual? Ikuti Kiat-kiat yang Disampaikan dr. Reisa Broto Asmoro
Menurut Kirk, kontak dengan kapal-kapal Tiongkok terjadi tanpa ada insiden.
"Kami memiliki harapan bahwa kami akan selalu berinteraksi secara profesional dan aman. Kami beroperasi di perairan yang sangat padat, banyak jenis lalu lintas laut," ujar Kirk.***