John Bolton Blak-Blakan Soal Donald Trump: Dia Iri kepada Xi Jinping dan Vladimir Putin

- 10 Juli 2020, 16:27 WIB
Donald Trump mengancam John Bolton bisa menghadapi dakwaan pidana
Donald Trump mengancam John Bolton bisa menghadapi dakwaan pidana /New York Post

PR DEPOK - Empat bulan sebelum pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), sejumlah survei menunjukkan Donald Trump tengah mengalami kemerosotan.

Kaum konservatif yang tidak puas menyebutnya tidak kompeten dan berkampanye melawan presiden dari Partai Republik dengan isu kurva kasus virus corona di AS, jutaan warga Amerika yang menganggur, dan protes besar-besaran pembunuhan George Floyd.

Mereka lalu mendukung Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat.

Baca Juga: Cek Fakta: Menpan-RB Dikabarkan Akan Pecat PNS secara Besar-Besaran

John Bolton, salah satu dari tiga mantan penasihat keamanan nasional AS yang dipecat Donald Trump, berbincang dengan jurnalis DW Tim Sebastian untuk membahas pandangannya terhadap kepresidenan Trump.

John Bolton baru saja menerbitkan buku 'The Room Where It Happened', dalam bukunya itu, ia menggambarkan Presiden AS itu sebagai pemimpin yang tidak memiliki kompetensi untuk menjabat sebagai presiden, jarang membaca apalagi mempelajari materi pengarahan tentang masalah keamanan nasional yang kompleks, dan mengagumi orang-orang yang meragukan.

Bolton menyebut pertikaian internal di Gedung Putih sebagai bagian dari gaya manajerial Trump.

Baca Juga: 305 Anak Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Pria Asal Prancis Akan Jalani Rehabiltasi

"Saya pikir Trump sangat tidak percaya, tidak hanya pada birokrasi secara keseluruhan, tetapi bahkan pada pra stafnya sendiri,” kata John Bolton seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari DW Jumat, 10 Juli 2020.

"Dia masih belum sepenuhnya menghargai apa artinya menjadi presiden Amerika Serikat," ujar Bolton.

Ketika ditanya perihal kekaguman Trump terhadap para diktator, John Bolton mengatakan,"Saya bukan ahli kejiwaan, saya tidak menganalisis perilaku orang,"

Baca Juga: Gaji Tak Layak Masih Jadi Persoalan, DPR Minta Kemendikbud Prioritaskan Masalah Guru Honorer

Namun dirinya menceritakan bahwa Trump dalam hal tertentu, iri pada apa yang dimiliki Presiden Tiongkok Xi Jinping dan pimpinan Rusia Vladimir Putin.

Trump senang jika dapat berbicara dengan para 'tokoh besar'.

"Apakah Trump takut dengan presiden Rusia?" imbuh Tim Sebastian bertanya kepada Bolton.

Baca Juga: BUMN Tengah Hadapi Potensi Krisis Lebih Besar, Fadli Zon: Itu Akibat Kesalahan Pemerintah

John Bolton mengatakan semakin sedikit pejabat AS yang sekarang tidak setuju dengan Trump.

"Jumlah orang di dalam pemerintahan yang bersedia menentang Trump pada sejumlah masalah telah berkurang dari waktu ke waktu," lanjutnya.

Bolton mengatakan, dulu lebih mudah untuk mengeritik kebijakan presiden.

Baca Juga: Khawatir Kasus Corona Kembali Muncul, Italia Rilis Wisatawan dari 13 Negara yang Dilarang Masuk

"Kewajiban orang yang bersumpah pada konstitusi, bukan untuk berhadapan dengan presiden dan membuat dirimu merasa baik dan berbudi luhur, tetapi lebih dari itu, dengan mencoba melakukan hal yang benar," ungkapnya.

"Jika Anda tidak mau melakukan apa yang diperintahkan, hal yang harus dilakukan adalah mengundurkan diri," tutupnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: DW


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x