PR DEPOK – Para ilmuwan dari Eropa telah menghidupkan kembali apa yang disebut sebagai "virus zombie", berusia 48.000 tahun yang terkubur di lapisan es Siberia.
Langkah tersebut telah memicu kepanikan di internet, dengan beberapa kekhawatiran dapat menyebabkan pandemi zombie.
Virus itu sendiri tidak mempengaruhi manusia, namun berdampak pada amuba dan dengan demikian ketakutan berpusat pada kemungkinan bahwa ini bisa menjadi langkah pertama menuju keputusan yang buruk.
Virus itu diekstraksi dari permafrost, area yang sangat dingin di mana es tetap ada selama lebih dari dua tahun tetapi saat Bumi menghangat, banyak dari area ini mulai menghangat.
Baca Juga: Prakiraan Hujan di Wilayah Jabodetabek, Periode 13-18 Desember 2022
Di dalam permafrost terdapat banyak keanekaragaman hayati yang masih harus banyak dipelajari manusia termasuk mikroba yang dikenal sebagai extremophiles.
Mereka mampu hidup melalui kondisi terberat sekalipun, seperti ribuan tahun terperangkap dalam permafrost, dan inilah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Eropa.
Orang-orang sekarang khawatir tentang kemungkinan dampak virus yang dihidupkan kembali terhadap kesehatan masyarakat, meskipun tidak menimbulkan ancaman langsung bagi umat manusia.
Baca Juga: Berangkat Wamil Hari Ini, Jin BTS Tulis Sapaan Perpisahan Lewat Weverse