Puluhan Diplomat dan Mata-mata Rusia Dilaporkan Membelot Sejak Mulainya Perang di Ukraina

- 8 Januari 2023, 19:15 WIB
Sebanyak 20 diplomat dan mata-mata Rusia dilaporkan membelot, sejak invasi negara itu ke Ukraina dimulai.
Sebanyak 20 diplomat dan mata-mata Rusia dilaporkan membelot, sejak invasi negara itu ke Ukraina dimulai. /Maxim Shemetov/Reuters

PR DEPOK – Lebih dari 20 diplomat dan mata-mata Rusia telah membelot sejak invasi ke Ukraina sebagai tanda bahwa rezim Vladimir Putin menghadapi keruntuhan akibat perang.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Mirror, pertukaran pihak yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mendorong Putin untuk memberlakukan pembatasan "Stalinis" pada pejabat di luar negeri.

Sebagian besar pejabat Rusia di luar negeri sekarang harus ada anggota keluarga yang ditinggal di rumah Rusia selama penempatan mereka, yang secara efektif disandera.

Ini adalah perlindungan terbaru dari Vladimir Putin terhadap pembelotan, bencana lebih lanjut karena anggota keluarga dapat dipenjara atau lebih buruk lagi jika seorang pejabat bertukar pihak.

Baca Juga: Segera Resmikan Underpass Dewi Sartika, Gubernur Jabar Ridwan Kamil: Warga Depok Tercinta...

Bahkan jika anggota keluarga kembali ke Rusia saat mata-mata atau diplomat berada di pos luar negeri, mereka akan berada di rumah sebagai jaminan.

Diyakini mantan perwira KGB, Putin secara pribadi campur tangan dan bersikeras pada langkah-langkah sandera kekayaan untuk menghentikan pembelotan lebih lanjut.

Pembelotan juga dianggap sebagai indikasi bahwa rezim Kremlinnya berada di bawah ancaman kehancuran akibat invasi Ukraina yang membawa bencana.

“Saya telah diberitahu oleh sumber yang sangat senior dan berpengetahuan luas bahwa telah terjadi sejumlah pembelotan baik dari diplomat Rusia maupun petugas intelijen,” ungkap Bruce Jones, salah satu analis top Rusia dari Inggris.

Baca Juga: Info Pencairan PKH Januari 2023: Cek Penerima BLT Ibu Hamil, Balita, hingga Anak Sekolah di Sini

“Beberapa dari mereka diketahui publik tetapi di belakangnya ada lebih banyak, mungkin lebih dari 20 dan ini menunjukkan waktu yang sangat berbahaya bagi Kremlin.

“Kemungkinan ini dirahasiakan karena alasan yang jelas, tetapi pembelotan ini tidak hanya ke barat tetapi juga ke seluruh Asia,” bebernya.

Hampir satu juta warga sipil Rusia telah meninggalkan tanah air mereka, banyak yang melarikan diri dari perekrutan brutal Putin untuk garis depan.

Itu terjadi ketika kerugian pasukan di garis depan Ukraina melonjak menuju 110.000 dan Putin semakin mengandalkan tentara bayaran Grup Wagner.

Baca Juga: Bansos Sembako 2023 atau BPNT Cair di Kantor Pos, Siapkan KTP dan Login cekbansos.kemensos.go.id

Sebanyak 2.000 anggota kelompok tersebut telah tewas, banyak di front timur karena Rusia terkadang kehilangan sebanyak 800 tentara dalam satu hari.

Sebelumnya terungkap 50 tahanan politik Chechnya telah ditekan, menambah legiun yang sekarang digunakan sebagai umpan meriam oleh Wagner.

Dalam satu serangan Ukraina saja pada Hari Tahun Baru sebanyak 500 tentara tewas setelah tampaknya memberikan lokasi mereka dengan menggunakan ponsel mereka.

Sumber mengungkapkan satu rencana melawan pembelotan lebih lanjut adalah mengadakan uji coba acara untuk teman dan keluarga sebagai peringatan terhadap pengkhianat.

Baca Juga: Akses Link cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Penerima PKH dan BPNT 2023 Online

Sebagian besar pembelot adalah diplomat yang beroperasi dari kedutaan dan juga terlibat dalam dunia intelijen bayangan.

Sebagian besar dari mereka pergi dari pos-nya di kota-kota di Asia dan Eropa.

Kolonel Richard Kemp, yang pernah bekerja di organisasi intelijen pemerintah Inggris Raya, Komite Intelijen Gabungan mengatakan bahwa ntelijen Barat akan menerima informasi yang berpotensi sangat berguna tentang apa yang terjadi di Rusia.

Baca Juga: Desak Dinkes untuk Segera Laporkan Kasus Chiki Ngebul di Jabar, Kemenkes: Perlu Evaluasi

“Pengembangan ini bisa sangat berharga. Dengan bencana yang dibawa Putin ke Rusia, akan ada banyak orang dengan posisi berpengaruh yang putus asa untuk melarikan diri.

“Akan ada di antara mereka para diplomat dan intelijen yang mencari alternatif,” katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah