Lebih dari 60 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Nepal

- 16 Januari 2023, 10:03 WIB
Ilustrasi pesawat jatuh.
Ilustrasi pesawat jatuh. /Pixabay/@steveriot1/

PR DEPOK - Sedikitnya 68 penumpang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat Yeti Airlines di Pokhara, Nepal, pada Minggu 15 Januari 2023.

Kecelakaan pesawat ini menjadi yang paling terburuk dalam 3 dekadi di negara kecil Himalaya itu.

Ratusan petugas penyelamat dilaporkan menjelajahi lereng bukit tempat pesawat yang membawa 72 penumpang dari Kota Kathmandu itu jatuh.

Menjelang maalam petugas menghentikan operasi pencarian dan melanjutkan evakuasi pada Senin, 16 Januari 2023.

Baca Juga: Dipanggil Timnas Nepal, Rohit Chand Bakal Absen Bela Persik Kediri hingga BRI Liga 1 Pekan ke-11

Pesawat ditemukan dalam keadaan hancur, dalam sebuah tayangan tv lokal Nepal, para petugas penyelamat berjuang mengevakuasi korban.

Lokasi di sekitar badan pesawat tampat hangus terkena jilatan api dari ledakan yang terjadi.

Hingga kabar ini diturunkan belum diketahui indikasi penyebab terjadinya kecelekaan pesawat, karena di hari penerbangan cuaca dalam kondisi yang cerah.

Kecelakaan pesawat kemarin menjadi paling mematikan di Nepal sejak 1992, menurut database Jaringan Keselamatan Penerbangan mencatat, kecelakaan Airbus A300 Pakistan International Airlines jatuh ke lereng bukut saat mendekati wilayah Kathmandu, menewaskan semua 167 orang di dalamnya.

Baca Juga: Staf Maskapai Tewas Setelah Tertarik Masuk ke Dalam Mesin Pesawat di Bandara Alabama

Hampir 350 orang tewas sejak tahun 2000 dalam kecelakaan pesawat atau helikopter di Nepal, wilayah dengan 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk everest, menyebabkan perubahan cuaca yang bisa tiba-tiba terjadi dan dapat menyebabkan kondisi berbahaya.

Uni Eropa telah melarang maskapai penerbangan Nepal dari wilayah udaranya sejak 2013, dengan alasan masalah keamanan.

Yeti Airlines pada Minggu, 15 Januari 2023 kemarin sempat melakukan kontak dengan Bandara Pokhara dari Seri Gorge pukul 10.20 waktu setempat.

"Kemudian jatuh," tutur Otoritas Sipil dalam sebuah pernyataan. Setidaknya 68 orang dipastikan tewas, keta mereka lagi.

Baca Juga: Sudah Berusia 2.000 Tahun, Peneliti Nepal Sebut Gletser Tertinggi di Gunung Everest akan Menghilang

"Separuh pesawat berada di lereng bukit," kata Arun Tamu, seorang warga setempat, yang mengatakan kepada Reuters bahwa dia tiba di lokasi beberapa menit setelah pesawat jatuh.

"Separuh lainnya telah jatuh ke ngarai sungai Seti," tuturnya lagi.

Khum Bahadur Chhetri, warga setempat lainnya, mengatakan dia menyaksikan dari atap rumahnya saat pesawat mendekat.

"Saya melihat pesawat bergetar, bergerak ke kiri dan ke kanan, lalu tiba-tiba menukik dan jatuh ke jurang," kata Chhetri.

Baca Juga: Puluhan Pesawat Militer China Melintasi Selat Taiwan dalam Sehari, Termasuk Jet Tempur dan Drone

Menteri Keuangan, Bishnu Paudel mengatakan kepada wartawan, pemerintah telah membentuk sebuah panel untuk menyelidiki penyebab kecelakaan itu dan diperkirakan akan melaporkannya dalam waktu 45 hari.

Badan investigasi kecelakaan udara Prancis BEA mengatakan akan berpartisipasi dalam penyelidikan penyebab kecelakaan itu dan berkoordinasi dengan semua pihak lain yang terlibat.

Mereka yang berada di dalam pesawat ATR 72 bermesin ganda itu termasuk tiga bayi dan tiga anak, kata pernyataan Otoritas Penerbangan Sipil.

Penumpang termasuk lima orang India, empat orang Rusia dan satu orang Irlandia, dua orang Korea Selatan, satu orang Australia, satu orang Prancis, dan satu orang Argentina.***

 

Editor: Rahmi Nurfajriani

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x