Dengan terus anjloknya angka kelahiran, Negeri Sakura menjadi salah satu negara yang tingkat penduduk usia lanjutnya tertinggi kedua di dunia setelah Monako yang notabene hanya negara kecil.
Menyusutnya angka kelahiran setiap tahun menjadi ancaman serius bagi Jepang karena lambat laun masyarakat usia produktif di masyarakat akan berkurang seiring dengan minimnya bayi yang lahir dan semakin banyak lansia.
Kishida menyebut bahwa hal itu akan berdampak kepada ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Jepang di masa depan.
Oleh karena itu, suksesor Shinzo Abe itu mengagendakan program baru untuk mendukung kawula muda agar lebih mudah untuk menikah dan mempunyai anak.
Caranya, pemerintah Jepang rencananya akan membentuk suatu badan pengayom di pemerintah untuk meyakinkan para kaum muda untuk tidak khawatir membentuk keluarga.
“Memfokuskan perhatian pada kebijakan tentang anak dan pengasuhan anak adalah masalah yang tidak bisa ditunggu dan ditunda lagi,” lanjut Kishida.
Baca Juga: Siap Cair! Login cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Penerima Bansos PKH Tahap 1 Januari 2023
Jauh-jauh hari, pemerintah Jepang memang telah menyoroti masalah yang ada di masyarakatnya tentang keraguan anak-anak muda dan usia produktif di negara mereka.
Biaya hidup tinggi, kesibukan dan kekhawatiran ekonomi dan sosial menjadi salah satu dari sekian banyak pertimbangan bagi penduduk Jepang untuk memiliki anak.