Istana menyoroti pidato Charles kepada para pemimpin Persemakmuran pada Juni 2023 bahwa ia mengatakan "Saya tidak dapat menggambarkan kesedihan mendalam dalam diri saya atas penderitaan begitu banyak orang saat saya terus memperdalam pemahaman saya tentang dampak abadi dari perbudakan."
Proses itu terus berlanjut dengan "semangat dan tekad" sejak Charles menggantikan ibunya di atas takhta September lalu, katanya.
Baca Juga: Adaptasi Film Korea, Berikut Sinopsis My Sassy Girl yang Dibintangi Jefri Nichol dan Tiara Andini
Ada protes dan seruan untuk meminta maaf atas perbudakan ketika anak sulung Charles dan pewaris takhta monarki, Pangeran William melakukan perjalanan politik bersama istrinya Kate Middleton ke Karibia pada Maret 2022.
Oleh sebab itu, pihak monarki mengharapkan penelitian terhadap wacana perbudakan ini dapat selesai secara komprehensif dan diskursif pada 2026 karena temuan dan wacana historis tersebut begitu kompleks dan rumit.
"Mengingat kompleksitas dari isu-isu tersebut, penting untuk mengeksplorasinya selengkap mungkin. Diharapkan penelitian ini akan selesai pada September 2026," kata Buckingham.***