Network
PR DEPOK – Masih berlangsung hingga saat ini kerusuhan di Prancis, yang telah memakan korban seorang laki-laki berumur 17 tahun yang merupakan seorang pengantar makanan ditembak oleh kepolisian Paris yang sedang berusaha menenangkan demonstrasi.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutkan, beberapa teori yang menyebabkan kericuhan ini makin meluas di Prancis terhadap penembakan seorang laki-laki pengantar makan berumur 17 tahun. Kericuhan ini makin meluas karena TikTok, Snapchat, video games, dan media sosial lainnya.
Laki-laki yang tertembak oleh kepolisian paris ini bernama Nahel menjadi korban pada saat kepolisian setempat sedang memberhentikan dia saat polisi mencoba untuk memberhentikannya. Namun dia berusaha kabur dan polisi menembaknya.
Dari hal membuat para demonstran makin ricuh karena penembakan ini tidak secara benar, yang membuat kericuhan di kota Paris makin menjadi lebih parah. Lalu banyak video di media sosial dan internet kepolisian setempat melemparkan gas air mata ke kerumunan demonstran, yang membuat para demonstran lainya membakar mobil, tong sampah dan penjarahan.
Baca Juga: Menag Indonesia Bertemu Menhaj Arab Saudi, Sampaikan Komplain Ibadah Haji Tahun Ini
Tercatat bahwa sebanyak 8 ratus orang lebih telah ditahan selama beberapa hari ini akibat kerusuhan. Sepertiga dari 8 ratus orang tersebut kebanyakan adalah anak muda. Hingga saat ini Presiden Prancis Macron menolak untuk mengumumkan negara dalam kondisi darurat, dan malah mengerahkan 40 ribu petugas turun kejalanan.
Presiden Prancis menyebutkan media sosial lah yang menjadi penyebab kericuhan ini makin membesar dan berlangsung hingga saat ini. Sebagai contohnya ia menyebutkan Snapchat dan TikTok menjadi salah satu penyebabnya.
