Network
PR DEPOK – China dan Taiwan masih tegang, beberapa bulan ini selat Taiwan telah dilewati kapal induk dan dua kapal perang lainnya dari China melewati arah utara yang menggunakan garis median yang fungsinya bukan sebagai batasan resmi antara Taiwan dan China. Pihak militer terus memonitor dan akan merespon dengan tepat.
Amerika Serikat yang mendukung Tawain tetap menjadi negara berdiri sendiri tanpa bergabung dengan China, terus memberikan bantuan dengan melakukan patroli bersama dengan militer Taiwan di perbatasannya.
Bukan hanya itu saja Amerika Serikat juga telah melakukan beberapa kerja sama ekonomi yang dan pengembangan teknologi, salah satu nya menarik segala produksi chip yang dibuat di pabrikan china. Dimana pada saat hubungan kedua negara tersebut masih baik, perusahaan Amerika Serikat telah membuat pabrik chip disana.
Berdasarkan informasi yang dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Aljazeera, Presiden Joe Biden pada hari Rabu, 9 Agustus 2023 telah mengeluarkan perintah eksekutif yang meminta untuk para investor Amerika Serikat melakukan investasi di China mengenai teknologi yang sensitif, bila ingin melakukan harus memberitahukan pihak pemerintah terlebih dahulu.
Biden menyebutkan surat ini ke pihak kongres dan mendeklrasi keadaan darurat nasional untuk menghadapi ancaman kemajuan teknologi dari negara yang memiliki ancaman bagi Amerika Serikat seperti China.
Hal ini berlaku pada teknologi dan produk sensitif yang penting bagi militer, Intelijen, pengawasan atau kemampuan yang mendukung untuk serangan atau pertahanan cyber. Perintah yang dikeluarkan ini memberikan menteri Keuangan Amerika Serikat untuk, melarang para investor Amerika Serikat di China.
