Kudeta Militer Terjadi di Gabon Afrika Tengah, Presiden Ali Bongo Ditahan

- 31 Agustus 2023, 08:18 WIB
Kudeta terjadi di negara Gabon kawasan Afrika Tengah, pada Rabu, 30 Agustus 2023, prajurit militer menahan Presiden Ali Bongo.*
Kudeta terjadi di negara Gabon kawasan Afrika Tengah, pada Rabu, 30 Agustus 2023, prajurit militer menahan Presiden Ali Bongo.* /Pixabay.com/1343024

PR DEPOK - Kudeta terjadi di negara Gabon kawasan Afrika Tengah, pada Rabu, 30 Agustus 2023. Prajurit militer telah menggulingkan pemerintahan hingga menahan Presiden Ali Bongo.

 

Prajurit militer menyiarkan kudeta yang dilakukan mereka melalui televisi di Gabon, Afrika Tengah. Perebutan kekuasaan dinilai sebagai aksi protes dan tegas kepada Presiden Ali Bongo.

Dikatakan militer Gabon, baru-baru ini, pemilihan umum presiden dimenangkan oleh Ali Bongo. Pria itu, sudah menjabat tiga kali sebagai pimpinan negara tersebut.

Salah satu alasan militer murka dikarenakan keluarga Presiden Ali Bongo dilaporkan hampir setengah abad menjalankan pemerintahan di Gabon. Perebutan kekuasaan pun pecah, prajurit militer terpaksa melakukan kudeta hingga menyiapkan calon pegganti dari presiden.

Baca Juga: 11 Pilihan Ayam Bakar Paling Endul di Wonogiri, Bumbunya Meresap Banget

Dilansir dari Reuters, calon pengganti Presiden Ali Bongo yakni Jendral Brice Oligui Nguema. Pria itu merupakan mantan kepala pengawal presiden.

Lebih lanjut, para militer Gabon melalui siaran televisi mengungkapkan bahwa pihaknya telah membatalkan hasil pemilu, menutup perbatasan jalan, dan lembaga negara-negara ditutup.

 

Di sisi lain, Presiden Ali Bongo menjadi tahanan rumah. Pria itu, sempat membuat video dan meminta pertolongan dari negara-negara sekutunya.

Melalui video yang direkam, Presiden Ali Bongo secara tegas mengatakan tidak mengetahui aksi kudeta militer ini. Juga, dirinya meminta sang keluarga tidak dilibatkan dalam polemik memanas Gabon.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 10 Cara Meningkatkan Energi Secara Alami Tanpa Mengandalkan Kafein

Aksi kudeta militer menjadi pro dan kontra. Beberapa masyarakat terlihat merayakan intervensi penggulingan Presiden Ali Bongo, dengan berkumpul di ibu kota Gabon, Libreville.

"Saya melakukan unjuk rasa hari ini, karena saya gembira. Setelah hampir 60 tahun, Bongo kehilangan kekuasaanya," ujar salah satu warga di Libreville.

 

Sementara itu, negara-negara sekutu seperti Prancis, Uni Afrika, hingga Dewan Keamanan PBB menyiapkan pasukan khusus di Gabon untuk mengutuk aksi kudeta.

Selain itu, kudeta pernah dilancarkan prajurit militer pada tahun 2019. Namun, tidak berhasil. Aksi perebutan kekuasan awalnya meregang di tahun 2016, ketika Ali Bongo menjabat ke dua kalinya sebagai presiden.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Warung Bakso Enak yang Mantap di Toba, Catat Lokasi dan Ratingnya

Pada tahun 2016, kerusuhan dan kekerasan pecah usai terpilihnya kembali Ali Bongo sebagai presiden. Puncak amarah prajurit militer berhasil direalisasikan pada tahun 2023 dengan melakukan kudeta dan membatalkan hasil pemilu.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah