Dewan Keamanan PBB membutuhkan setidaknya sembilan suara dan tidak ada veto dari Amerika, Perancis, Inggris, Rusia, atau Cina untuk diadopsi. Dan belum diketahui secara jelas, kapan rencana resolusi dari kedua negara itu dapat dilakukan pemungutan suara.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan dukungannya terhadap rencana AS dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Selasa.
“Badan tersebut memiliki peran penting untuk dimainkan dan bahwa teks AS menetapkan langkah-langkah praktis,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Baca Juga: Referensi 5 Tongseng Terenak di Cengkareng, Jakarta Barat, Kuah Kental Bikin Lidah Bergoyang
Amerika Serikat pekan lalu memveto resolusi yang dirancang Brasil untuk jeda kemanusiaan, dengan alasan memfokuskan pada perantara akses bantuan ke Gaza dan mencoba membebaskan para sandera yang ditahan oleh Hamas.
Pada awalnya rancangan tersebut tidak menyerukan jeda atau gencatan senjata. Namun menanggapi tekanan internasional yang semakin meningkat, AS mengubah draf tersebut dengan memasukkan seruan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan akses bantuan.
AS juga melunakkan rancangan keseluruhan, menghapus referensi langsung ke Iran dan hak Israel untuk membela diri.
Baca Juga: Dilantik Presiden Jokowi sebagai KSAD, Intip Harta Kekayaan Jenderal Agus Subiyanto
Namun, Rusia mengajukan rancangan resolusi alternatifnya sendiri pada hari Selasa setelah mengatakan bahwa Rusia tidak mendukung tindakan yang diusulkan AS.
"Seluruh dunia mengharapkan dari Dewan Keamanan seruan untuk gencatan senjata yang cepat dan tanpa syarat, Inilah yang tidak ada dalam draf Amerika. Oleh karena itu, kami tidak melihat ada gunanya, dan kami tidak dapat mendukungnya," kata Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia untuk PBB.