Salah satu penduduk Jabalia, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan dia berpikir pengungsi dihukum karena menolak mematuhi perintah Israel untuk meninggalkan daerah tersebut.
"Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada obat, dan tidak ada rumah sakit untuk merawat orang yang terluka dan pasien juga. Orang mati di rumah dan di jalan," tambahnya.
Israel mengatakan bahwa mereka memberi peringatan serangan terlebih dahulu agar warga sipil dapat melarikan diri, dan menuduh Hamas bersembunyi di daerah pemukiman.
Baca Juga: 7 Bebek Goreng di Klaten dengan Daging Empuk dan Kulit yang Renyah
Di perang darat, di mana Israel kehilangan 132 tentara, tank melaju lebih jauh ke kota selatan Khan Younis dan mengebom daerah pasar tetapi menghadapi perlawanan yang sengit, kata penduduk.
Ribuan pejuang Hamas, yang berbasis di jaringan terowongan, sedang melakukan perang gaya gerilya melawan pasukan Israel.
"IDF (Israel Defense Forces) terus beroperasi melawan infrastruktur dan operatif teroris Hamas di Jalur Gaza," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Kementerian kesehatan Gaza mengatakan pada hari Selasa bahwa 19.667 warga Palestina telah terbunuh dan 52.586 terluka sejak 7 Oktober. Pejabat PBB menyatakan ketidakpercayaan tentang situasi di rumah sakit Gaza, yang kekurangan persediaan dan keamanan.
Baca Juga: 7 Mie Ayam Paling Enak Favorit Warga Sumedang, Laris Banget Sampai Habis Sebelum Waktunya Tutup!
"Saya marah bahwa anak-anak yang sedang pulih dari amputasi di rumah sakit kemudian terbunuh di rumah sakit itu," kata James Elder, juru bicara UNICEF, mengatakan Rumah Sakit Nasser, yang merupakan rumah sakit operasional terbesar yang tersisa di enclave tersebut, telah ditembaki dua kali dalam 48 jam terakhir.