PR DEPOK - Kabar terbaru dari Selandia Baru, selain negeri adidaya Amerika Serikat (AS) dan Inggris, Selandia Baru kabarnya pada Selasa mengumumkan bahwa mereka telah mengerahkan tim bidang pertahanan berjumlah enam orang untuk diberangkatkan ke wilayah Timur Tengah untuk menegakkan keamanan maritim di Laut Merah.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Wunston Peters dan Menteri Pertahanan Judih Colling serta Perdana Menteri Christopher Luxon memberikan pernyataan bahwa pasukan tersebut tidak akan masuk wilayah Yaman.
Kabarnya mereka hanya akan fokus pada serangan Houthi.
Baca Juga: Tampil Menawan di Sesi Potret Majalah, Lee Seung Gi Bagikan Tujuan dan Filosofi Hidupnya
"Serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial dan angkatan laut adalah ilegal, tidak dapat diterima dan sangat mengganggu stabilitas," tutur Lexon.
Dia menambahkan bahwa tim pertahanan akan bergabung pada posisi pertahanan bersama kapal-kapal di Timur Tengah sesuai hukum internasional.
Pengerahan tersebut akan dimandatkan bakal berakhir paling lambat 31 Juli 2024. Ketegangan di Laut Merah ditengah serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial diduga punya keterlibatan dengan Israel.
Houthi menuturkan mereka melakukan hal tersebut untuk menekan Israel agar menghentikan serangan mematikan di Jalur Gaza yang telah meluluh lantahkan 25.295 jiwa termasuk anak-anak.
Diketahui pada Desember 2023 lalu Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengumumkan pembentukan misi multinasional, Operatuon Prosperity Guardian untuk menangani serangan Houthi.
Namun AS dan Inggris malah langsung melancarkan serangan udara yang menargetkan Houthi di Yaman dalam beberapa hari belakangan atas balasan serangan kapal-kapal di Laut Merah.
Baca Juga: Sajian 7 Mie Ayam Tersedap di Batang Jawa Tengah, Ada Rasa Rendang Tidak Mengecewakan
Laut Merah diketahui sebagai jalur laut yang paling sering digunakan dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.
Sebagai tambahan informasi, sejumlah warga dunia bertanya-tanya apakah serangan Houthi pada sejumlah kapal pengiriman akan berdampak banyak?
Diketahui, pengiriman kapal kontainer tampaknya yang paling terpukul. Namun, data yang dirilis oleh Reuters menunjukkan bahwa perjalanan kapal tanker minyak di Laut Merah hampir tidak ada pengaruh sema sekali.
Data dari MariTrace menunjukkan bahwa selama Desember 2023 lalu rata-rata 76 kapal barang minyak akan ditempatkan di Laut Merah, hanya dua lebih sedikit dari rata-rata bulan sebelumnya.
Pada awal Januari 2024, Houthi membuat aturan bahwa jika sebuah kapal yang ingin transit di daerah itu punya hak kepemilikan dan tujuannya sebelum memasuki perairan, kapal itu tidak akan ditembaki.
Hanya saja disini terlihat bahwa nama penjajah Israel yang akan dicap kurang baik yang sebelumnya Israel terkenal dengan pengiriman barangnya yang aman.
Baca Juga: Ramalan Shio Kuda, Kambing, Monyet Rabu, 24 Januari 2024: Tunjukkan Aspek Lain dari Diri
Nyatanya hingga hari ini seperti biasa penjajah Israel tidak akan bertekuk lutut secara ekonomi dan masih akan terus menggempur Palestina serta kapal-kapal yang melaju di Laut Merah.***