Kekurangan Pangan Ekstrem di Gaza Semakin Parah, Anak-anak Terancam Kurang Gizi

- 19 Maret 2024, 13:45 WIB
Kekurangan pangan ekstrem yang terjadi di Gaza menjadi semakin parah, bahkan kematian karena kurang gizi terjadi.
Kekurangan pangan ekstrem yang terjadi di Gaza menjadi semakin parah, bahkan kematian karena kurang gizi terjadi. /Mohammed Salem/REUTERS

PR DEPOK – Pakar pemantau kelaparan global mengungkapkan bahwa kekurangan pangan ekstrem di beberapa bagian Jalur Gaza telah melampaui tingkat kelaparan.

Selain itu, mereka juga menyebut bahwa kematian massal di Gaza kini akan segera terjadi tanpa adanya gencatan senjata dan lonjakan pasokan makanan ke daerah-daerah yang terputus akibat pertempuran.

Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), yang penilaiannya diandalkan oleh badan-badan PBB, mengatakan 70 persen orang di wilayah utara Gaza menderita tingkat kekurangan pangan paling parah, lebih dari tiga kali lipat ambang batas 20 persen.

IPC mengatakan mereka tidak memiliki cukup data mengenai angka kematian, namun diperkirakan penduduk akan mengalami kematian karena kelaparan dalam waktu dekat.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Bakso di Tegal yang Lezat dan Tak Pernah Sepi Pembeli, Nomor 3 Paling Laris

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 27 anak-anak dan tiga orang dewasa telah meninggal sejauh ini yang disebabkan oleh kekurangan gizi.

“Tindakan yang diperlukan untuk mencegah kelaparan memerlukan keputusan politik segera untuk gencatan senjata dan peningkatan akses kemanusiaan dan komersial yang signifikan dan segera kepada seluruh penduduk Gaza,” katanya, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Secara keseluruhan, 1,1 juta warga Gaza, atau sekitar separuh jumlah penduduk Gaza, mengalami kekurangan pangan yang sangat parah, dan sekitar 300.000 orang di wilayah tersebut kini menghadapi kemungkinan tingkat kematian akibat kelaparan.

Baca Juga: Noh Sang Hyun Pertimbangkan Bergabung Drama Baru yang Dibintangi Suzy dan Kim Woo Bin

Kecaman dari Sekutu untuk Israel

Sementara itu, Israel mendapat banyak kecaman dari sekutunya di Barat terkait kelaparan yang terjadi di Gaza, paling keras sejak 7 Oktober lalu.

"Di Gaza, kita tidak lagi berada di ambang kelaparan. Kita berada dalam kondisi kelaparan. Kelaparan digunakan sebagai senjata perang. Israel memprovokasi kelaparan," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada konferensi di Brussels.

Baca Juga: Download Link Twibbon Gratis Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan 1445 H, Desain Terbaru, Keren, dan Islami

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menjawab bahwa Borrell harus berhenti menyerang Israel dan mengakui hak untuk membela diri terhadap Hamas.

“Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza melalui darat, udara, dan laut bagi siapa pun yang bersedia membantu,” kata Katz di X, dan ia menyebut bahwa bantuan tersebut diganggu oleh Hamas dengan "kolaborasi" oleh badan bantuan PBB UNRWA.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut laporan IPC sebagai dakwaan yang mengerikan dan mengatakan Israel harus mengizinkan akses penuh dan tidak terbatas ke seluruh wilayah Gaza.

Baca Juga: 7 Bakso Paling Populer di Sragen yang Rasanya Terkenal Nikmat, Dijamin Nggak Bikin Nyesel Malah Ketagihan Lho!

Penyaluran Bantuan

Israel, yang pada awalnya mengizinkan bantuan masuk ke Gaza hanya melalui dua pos pemeriksaan di tepi selatan wilayah kantong tersebut, mengatakan pihaknya membuka lebih banyak rute melalui darat, serta mengizinkan pengiriman melalui laut dan udara. Perahu pertama yang membawa bantuan tiba minggu lalu.

Sedangkan Badan-badan bantuan mengatakan mereka masih belum mendapatkan pasokan yang cukup atau mendistribusikannya dengan aman, terutama di wilayah utara.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah