2. Gospel
Sistem AI ini digunakan untuk mengunci bangunan yang ditargetkan, bukan individu.
3. Where Is Daddy
Selain itu, militer Israel dilaporkan juga menargetkan orang-orang tertentu ketika mereka berada di rumah. Hal ini dilakukan menggunakan sistem AI yang disebut "Where's Daddy?".
Sistem ini akan melacak orang-orang yang jadi target dan melancarkan serangan ketika mereka berada di rumah keluarga mereka.
Menurut laporan tersebut, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menetapkan aturan mengenai berapa banyak warga sipil yang dapat dibunuh sebelum mereka mengizinkan serangan terhadap jenis sasaran tertentu.
Baca Juga: Pecinta Bakso Harus Tahu! 9 Kedai Bakso Paling Terkenal di Tanjung Pinang, Rasanya Lezat Gak Ada Dua
Israel Membantah
Pihak Israel membantah mengenai sistem AI yang mereka gunakan dalam serangan.
IDF mengatakan bahwa sistem AI hanya digunakan untuk melakukan referensi silang terhadap sumber-sumber intelijen, guna menghasilkan lapisan informasi terkini mengenai operasi militer organisasi teroris.
“Ini bukanlah daftar operasi militer yang memenuhi syarat untuk diserang. IDF tidak menggunakan sistem kecerdasan buatan yang mengidentifikasi agen teroris atau mencoba memprediksi apakah seseorang adalah teroris. Sistem informasi hanyalah alat bagi analis dalam proses identifikasi target,” kata pihak IDF.
Baca Juga: Daftar Libur dan Cuti Lebaran 2024 untuk Momen Berkumpul dan Merayakan Tradisi Bersama Keluarga
Namun, laporan menyatakan bahwa penggunaan kolektif sistem AI seperti Lavender, The Gospel, dan Where's Daddy? memiliki efek yang mematikan, mengakibatkan terbunuhnya seluruh keluarga.