Positif Covid-19, Donald Trump Anggap Penyakitnya Berkah dari Tuhan

- 9 Oktober 2020, 09:18 WIB
Donald Trump.*
Donald Trump.* /Instagram.com/@realdonaldtrump/

PR DEPOK - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali menjadi bahan perbincangan setelah dirinya dikabarkan kembali ke Gedung Putih dalam keadaan positif Covid-19 dan meninggalkan rumah sakit dihari ketiga perawatan.

Selain itu, Presiden Amerika Serikat tersebut menilai bahwa infeksi Covid-19 yang telah menimpanya merupakan berkah dari Tuhan kala dirinya kembali ke Oval Office pada Rabu, 7 Oktober 2020, meski ada kekhawatiran bahwa ia harus mengisolasi diri karena virus yang kali pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok itu terus menyebar di antara tokoh-tokoh senior Gedung Putih.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Guardian, dalam pesan video yang diunggah ke Twitter, Presiden Amerika Serikat itu juga mengatakan bahwa koktail obat eksperimental dari Regeneron Pharmaceuticals merupakan kunci untuk dirinya pulih dari infeksi.

Baca Juga: Pemerintah Mulai Salurkan Subsidi Upah Tahap 5, Ini Kriteria Penerimanya

"Saya merasa luar biasa. Saya merasa, seperti, sempurna," kata Donald Trump.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dirinya menilai bahwa semua yang telah terlewati merupakan berkah dari Tuhan.

"Saya pikir ini adalah berkah dari Tuhan, saya menangkapnya. Ini adalah berkah terselubung. Saya menangkapnya, saya mendengar tentang obat ini, saya berkata biarkan saya meminumnya. Itu adalah saran saya," ujarnya.

Baca Juga: Pasta Gigi Sebabkan Iritasi Kulit, Pakar Sarankan Cara Mudah Atasi Mata Perih Akibat Gas Air Mata

Presiden Amerika Serikat itu juga berjanji akan membawakan obat itu kepada rakyatnya secara gratis.

Diketahui beberapa jam kemudian, Regeneron mengajukan aplikasi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat guna persetujuan darurat untuk perawatan tersebut.

Setelah video Donald Trump, saham di perusahaan produsen obat itu naik 3,73 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.

Baca Juga: Perlahan Naik, Ini Daftar Harga Emas di Pegadaian Jumat, 9 Oktober 2020

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Donald Trump memiliki hubungan dengan CEO Regeneron Leonard Schleifer.

Dilaporkan bahwa Regeneron sejauh ini telah diberikan lebih dar 500 juta dollar AS atau sekitar Rp7,3 triliun dana pemerintah untuk memproduksi perawatan tersebut.

Klaim terbaru Donald Trump menyuarakan dukungan sebelumnya atas perawatan yang tidak disetujui, dari hydroxychloroquine hingga pemutih.

Baca Juga: Jabar Kembali Berstatus Waspada Adanya Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang

Sekalipun efektif, obat tersebut belum diberikan izin darurat untuk digunakan oleh masyarakat umum.

Sebelumnya Donald Trump kembali setelah beberapa hari menjalani perawatan di pusat medis militer nasional Walter Reed, kembali ke Oval Office untuk pertama kalinya pada hari Rabu, 7 Oktober 2020 di mana dirinya menerima pengarahan tentang Badai Delta, yang telah melanda Meksiko, dan menuju ke Amerika Serikat nanti.

Dalam pemerintahan Donald Trump, setidaknya 27 orang disekitarnya telah dinyatakan positif terkena virus, sedangkan menurut laporan ABC angka tersebut bisa mencapai 34 orang.

Baca Juga: Jokowi ke Kalimantan Saat Istana Didemo, Rizal Ramli: Katanya Pemberani, Temui Dong Demonstran

Salah satu penasihat politik terdekat Donald Trump, Stephen Miller didiagnosis pada hari Selasa, 6 Oktober 2020.

Beberapa pertanyaan muncul tentang keamanan akan keputusan Presiden Amerika Serikat itu untuk kembali ke Oval Office meskipun telah mengumumkan hasil tes positif kurang dari sepekan yang lalu.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Brian Morgenstern mengutip pedoman CDC sebagai salah satu alat yang tersedia guna memastikan kehadirannya di kantor aman.

Baca Juga: Bukan Kaum Buruh, Pengamat Sebut UU Cipta Kerja Hanya Untungkan 2 Pihak Ini

"Ya, kita bisa melakukannya dengan cara yang aman, kita bisa mendisinfeksi secara teratur," kata Brian Morgenstern.

Selain itu, ia mengatakan bahwa pihaknya menggunakan APD, sehingga ia menilai bahwa dengan seperti itu maka dapat bernteraksi.

"Kami punya APD yang bisa kami gunakan. Dan kita bisa berinteraksi dengannya sambil berdiri kembali," ujarnya.

Baca Juga: Meski Kandungan CS Hanya 5 Persen, Simak Cara Mengurangi Efek Gas Air Mata yang Bisa Picu Kebutaan

Diketahui berdasar pada pedoman CDC, Donald Trump tidak boleh berada di Oval Office.

Dalam keterangannya, CDC menyatakan bahwa siapa pun yang sakit atau terinfeksi Covid-19 harus memisahkan diri dari orang lain dengan tinggal di ruangan tertentu yang berarti mereka tidak boleh pergi ke dan dari kantor tempat mereka berinteraksi dengan orang lain.

Pedoman tersebut juga mengatakan bahwa mereka yang dites positif Covid-19 dapat berbaur dengan orang lain setidaknya 10 hari dari gejala pertama kali muncul dan setelah setidaknya 24 jam tanpa demam tanpa obat penurun demam dan jika gejala Covid-19 lainnya membaik.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah