Serang Lima Kota di Lebanon, Israel Dituding Gunakan Bom Fosfor Putih untuk Targetkan Warga Sipil

- 6 Juni 2024, 21:18 WIB
Arsip foto - Pemandangan penembakan Israel, di mana Israel diduga menggunakan bom fosfor putih di wilayah sepanjang perbatasan Lebanon, di Lebanon, pada 20 Desember 2023. ANTARA/Anadolu
Arsip foto - Pemandangan penembakan Israel, di mana Israel diduga menggunakan bom fosfor putih di wilayah sepanjang perbatasan Lebanon, di Lebanon, pada 20 Desember 2023. ANTARA/Anadolu /

PR DEPOK - Para pejuang hak asasi manusia menuding Israel telah menggunakan bom fosfor putih yang kontroversial untuk menyerang rumah-rumah di lima kota di Lebanon.

Mereka mengklaim bahwa senjata yang telah dilarang untuk digunakan terhadap manusia tersebut mungkin saja telah melukai warga sipil, sehingga melanggar hukum internasional yang mengatur penggunaan bom dalam perang.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari The Mirror, Human Rights Watch (HRW) menyatakan bahwa pihak mereka belum menerima laporan korban cedera akibat luka bakar, namun mereka telah mendengar laporan yang menunjukkan indikasi kemungkinan kerusakan saluran pernapasan pada korban yang terdampak serangan.

Baca Juga: Referensi Warung Mie Ayam di Bangkalan, Menu Mie Beragam dan Harga Murah!

Pengacara kelompok HAM menegaskan bahwa penggunaan bom fosfor putih di daerah yang padat penduduk merupakan tindakan ilegal, seperti yang diduga dilakukan Israel dalam konflik sebelumnya.

Zat kimia panas yang terkandung dalam bom fosfor putih dapat membakar bangunan, dan apabila terkena tubuh, akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa karena mampu membakar daging manusia hingga ke tulang.

Para korban yang selamat berisiko terkena infeksi dan kegagalan organ atau pernapasan, meskipun luka bakarnya kecil. Namun, pihak militer Israel mengklaim bahwa mereka menjunjung hukum internasional mengenai amunisi, menggunakannya hanya sebagai tabir asap, bukan untuk menargetkan warga sipil.

Baca Juga: Rekomen! Ini 6 Rumah Makan Paling Enak dan Murah di Salatiga yang Cocok untuk Dikunjungi Bareng Keluarga

Mereka mengatakan bahwa prosedur Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatur penggunaan amunisi semacam itu untuk tidak digunakan di daerah yang padat penduduk, dengan pengecualian tertentu.

Laporan HRW memuat wawancara dengan delapan penduduk Lebanon selatan yang terdampak konflik. Lembaga organisasi tersebut telah memverifikasi dan mengeolokasikan gambar dari hampir 47 foto dan video.

Mereka menunjukkan bahwa bom fosfor putih mendarat di daerah pemukiman di lima kota dan desa perbatasan Lebanon. Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan bahwa setidaknya 173 orang membutuhkan perawatan medis setelah terpapar fosfor putih.

Baca Juga: KLJ Tahap 2 2024 Siap Cair? Cek Syarat dan Cara Daftarnya, Bisa Dapat Bantuan Sebesar Ini

Para peneliti menemukan bahwa bom pembakar tersebut digunakan di daerah pemukiman di beberapa kota yang paling parah terkena dampak di Lebanon, yakni Kfar Kila, Mays al-Jabal, Boustan, Markaba, dan Aita al-Shaab.

Dalam laporannya, HRW meminta pemerintah Lebanon untuk memperbolehkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menginvestigasi dan mengadili “kejahatan internasional yang berat” di Lebanon sejak Oktober 2023.

Peneliti Lebanon dari HRW, Ramzi Kaiss, mengatakan bahwa penggunaan fosfor putih oleh Israel di Lebanon baru-baru ini harus mendorong negara-negara lainnya untuk segera mengambil tindakan menuju tujuan ini.

Baca Juga: 5 Kudapan Ayam Bakar Lezat di Sleman, Bumbunya Meresap Sampai ke Daging

HRW memverifikasi penggunaan bom fosfor putih oleh pasukan Israel pada setidaknya 17 kota di Lebanon selatan sejak bulan Oktober 2023. Laporan ini diterima di tengah perang yang masih terjadi di Gaza.

Perang di Gaza berawal ketika Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober 2024. Menurut pihak Israel, serangan tersebut menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 250 orang disandera.

Israel kemudian terus melancarkan serangannya di Gaza, menyebabkan sekitar 36.000 warga Palestina tewas dan lebih dari 60.000 terluka hingga saat ini. Karena perang ini, ribuan anak-anak di Gaza juga beresiko mengalami kelaparan.*** (Yeurley Arba Nabila)

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah